BEI Fokus Jaring Milenial Berinvestasi di Pasar Modal

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berfokus untuk menjaring investor milenial. Otoritas menargetkan jumlah invstor meningkat dua kali lipat.
(Foto: Facebook/Bursa Efek Indonesia).

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berfokus untuk menjaring investor milenial. Otoritas bursa ini menargetkan jumlah investor di pasar modal meningkat dua kali lipat.

Menurut Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir, sejak 2012 jumlah investor di pasar modal terus bertambah hingga 2,9 juta. Dari jumlah tersebut, hanya 1% dari populasi di Indonesia.

Dengan banyaknya startup yang tumbuh, diharapkan bisa masuk ke Bursa Efek Indonesia.

Baca Juga: Kenalin, Pandu Patria Sjahrir Komisaris Milenial BEI 

"Negara lain memiliki populasi investor 10% dari total jumlah penduduk. Kami fokus menjaring minat anak-anak muda untuk berinvestasi di pasar modal,” kata Pandu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 22 Juli 2020, seperti dikutip dari emitennews.com.

Menurutnya, pasar modal Indonesia masih muda karena baru diprivatisasi pada 1992. Indonesia sejatinya masih memiliki ruang yang perlu dikembangkan dan itu merupakan peluang yang besar, baik untuk pasar, maupun investor baru.

Pandu berharap dengan banyaknya startup (perusahaan rintisan) yang tumbuh, bisa masuk ke Bursa Efek. Saat ini jumlah perusahaan startup yang tercatat di BEI jumlahnya masih sangat sedikit.

Pandu Patria SjahrirPandu Patria Sjahrir. (Foto: tobabara.com)

"Di China dan Amrika Serikat, 10 kapitalisasi teratas dimiliki oleh perusahaan teknologi, sedangkan Indonesia masih didominasi oleh perusahaan perbankan dan telekomunikasi, persis seperti 10 tahun yang lalu,” tutur Pandu.

Pandu menambahkan, generasi pendahulu tidak melihat bahwa pasar modal sebagai peluang investasi yang berkelanjutan. Kesuksesan pasar modal membuat investor merasa yakin pasar modal merupakan cara terbaik untuk menaruh investasi jangka panjang.

“Hal itu menjadi tugas kami untuk meyakinkan startup unicorn yang ada di Indonesia untuk masuk bursa. Dengan bergabungnya perusahaan yang bagus, akan menarik para investor milenial untuk berinvestasi,” tutur Pandu.

Pandu optimistis, kasus Jiwasraya tidak akan berpengaruh banyak pada kepercayaan investor. “Mekanisme sanksi terhadap pihak-pihak yang berbuat tidak fair melalui pasar modal untuk mencari keuntungan dengan cara pintas akan selalu berjalan. Investor tidak perlu khawatir karena pengelolaan investasi di bursa sejatinya juga dilakukan secara independen,” katanya.

Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Yulianto Aji Sadono mengatakan pihaknya optimistis pasar modal Indonesia masih akan bertumbuh positif di tengah pandemi virus corona Covid-19. Salah satu indikatornya adalah tetap tingginya minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal dan mencatatkan sahamnya di bursa.

Simak Pula: Kinerja Positif, BEI Raup Pendapatan Rp 1,91 Triliun

Sampai dengan 23 April 2020, telah tercatat 26 perusahaan baru di BEI dan ikut berkontribusi dalam memajukan industri pasar modal Indonesia. "Sebesar 65% perusahaan tercatat pada tahun 2020 tersebut menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal saham-sahamnya mulai dicatatkan di BEI," kata Yulianto dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 April 2020. []

Berita terkait
Perdagangan Saham Modernland (MDLN) Disuspensi BEI
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) karena perseroan ingkar terhadap kewajiban
BEI Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi yang Ditawarkan
Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka lowongan kerja untuk sembilan posisi di tujuh bidang yang ada.
BEI: 21 Perusahaan Antre IPO, Sebagian Beraset Jumbo
Ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesi.
0
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Samapi Tahun Depan
Kekurangan pekerja di bandara-bandara Australia mulai bulan Juli 2022 diperkirakan akan berlanjut sampai setahun ke depan