Banda Aceh, (Tagar 10/3/2018) – Tanggung jawab moral selama tujuh tahun mengabdi tanpa pamrih sangat jarang ditemukan seorang pendidik saat ini, namun tidak bagi Maulidar Yusuf, sejak tahun 2012 lalu ia sudah mengajarkan dan memberikan ilmunya secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung dengan membangun sebuah sekolah Taman Edukasi Anak Cerdas yang berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
Tidak sedikit juga pengalaman dan kesannya bersama anak-anak yang butuh perhatian itu. Namun bagi Maulidar yang berkesan ialah disaat tumbuh kesadaran sendiri bagi mereka untuk mau belajar.
“Yang membuat berkesan dan bahagia selama mereka menjadi juara disekolahnya masing-masing, ketika motivasi belajar mereka besar, ketika mereka lebih memilih mengikuti belajar bersama ketimbang bermain,” kata Maulidar saat dijumpai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Alam,Banda Aceh, Jumat (9/3) sore.
Meski begitu sambungnya, perjuangan yang ia lakukan bersama relawannya tidak selalu berbuah manis, walaupun setiap tahunnya selalu meningkat bahkan sudah tercatat yang mengikuti belajar di Taman Edukasi Anak Cerdas mencapai 80 siswa tapi ada sebagian berhenti begitu saja.
“Sebagian ada yang sekolah sebagian memang putus sekolah namun ada juga yang selama tujuh tahun bersama kita dan akhirnya terputus juga dia tidak ingin belajar lagi,” katanya.
Berbicara dukungan kata Maulidar sejauh ini semua kalangan mendukung penuh atas apa yang dia lakukan termasuk orang tua dari mereka sendiri.
“Kalau untuk dukungan semua orang pasti mendukung karena ini bersifat sisi kemanusian artinya siapapun bisa membantu mereka. Bantuan buku juga datang dari berbagai komunitas yang membantunya,”pungkasnya.(fzi)