Becek dan Kumuh, Pedagang Minta Pasar Baru Cikarang Direvitalisasi

"Revitalisasi yang kami minta adalah pemerintah bangun pasar ini menggunakan dana APBD dan APBN, agar tidak ada lagi beban biaya sewa kios"
Cagub Jabar, Ridwan Kamil saat berbincang dengan pedagang dalam kampanyenya di Pasar Baru Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (27/2/2018) (aldi)

Cikarang, (Tagar 27/2/2018) - Para pedagang Pasar Baru Cikarang, Kabupaten Bekasi berharap pasarnya di revitalisasi. Pasar tradisional tersebut sangat memprihatinkan mula dari kondisi jalanan yang becek dan kumuh, sehingga membuat sebagian pembeli beralih berbelanja ke pasar modern.

Demikian disampaikan Ketua Forum Komunikasi Pasar Baru Cikarang, Yuli Sri Mulyati saat kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil bertandang ke pasar tradisional Cikarang, Selasa (27/2).

"Revitalisasi yang kami minta adalah pemerintah bangun pasar ini menggunakan dana APBD dan APBN, agar tidak ada lagi beban biaya sewa kios, seperti pasar-pasar di daerah lain yang dibangun dari uang pemerintah," kata Yuli saat ikut blusukan ke pasar itu.

Menurut dia, para pedagang yang punya hak toko, existing atau PKL harus dapatkan haknya untuk mendapatkan kios. "Kalaupun harus bayar, ya bayar kebersihan keamanan, dan ketertiban," ujar Yuli.

Pasar Cikarang didirikan tahun 1992, namun pada tahun 1998 saat kerusuhan terjadi, pasar ini dibakar. Selanjutnya pada 2015, pasar ini dibangun kembali.

"Rencana pemerintah mau bangun pasar ini, tapi kami minta jangan sampai pasar ini dibangun oleh swasta karena kalau swasta yang bangun, pasti memberatkan pedagang dan hanya menguntungkan pengembang," ucap Yuli.

Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil mengakui pasar itu memang pengap, becek, dan panas karena sirkulasi udara tidak bagus. Padahal, kata dia, setiap orang butuh datang ke pasar. Untuk itu jika dia terpilih, dia akan merevitalisasi pasar-pasar yang kondisinya memprihatinkan agar pasar tradisional tetap diminati pembeli.

"Meski kondisi pasar seperti ini, saya melihat tali ekonominya tetap menggeliat, tinggal kenyamanan saja yang harus ditingkatkan. Saya ingin tempat ini bersih, mari hidupkan wisata belanja di pasar ini," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Saat hendak masuk ke Pasar Cikarang, Emil dicegat oleh seorang ibu pedagang gorengan. Awalnya dia menawari Emil untuk beli gorengannya. Emil pun membelinya, belum selesai membungkus gorengan untuk pembelinya, tiba-tiba ibu itu memeluk erat Emil cukup lama sambil menangis.

Wajah haru Emil terlihat saat si ibu menangis. Emil berusaha menenangkan tangisan si ibu. Lalu Ibu ini curhat, dirinya merindukan pemimpin yang sayang sama rakyat kecil dan miskin seperti dirinya.

"Saya orang miskin, janda ditinggal meninggal suami, punya empat anak. Dua sudah menikah dan dua lagi masih kecil-kecil. Kasihan anak saya nggak punya baju seragam dan buku, Pak," ucap Endah Zubaedah (46).

Mendengar curhat si ibu, Emil pun menunjuk salah seorang relawannya untuk segera mengurus bantuan yang dibutuhkan oleh Endah.

"Saya tolong ibu melalui relawan saya di sini, dia pedagang di sini juga. Saya minta do'anya kepada anak yatim, semoga perjuangan saya berhasil," ujar Emil. Si ibu pun segera menangkap tangan Emil lalu mencium punggung tangannya sambil mengucapkan terima kasih.

"Saya terharu lihat Pak Ridwan Kamil di sini, dia orang baik, yang sayang sama orang miskin seperti saya dan sangat mengerti rakyat kecil," kata Endah.

Selama blusukan di pasar Cikarang sekitar 1 jam lebih banyak pedagang berebut swafoto. Teriakan relawan yang berseru "Jabar Juara!" Berkali - kali terdengar membuat pedagang lain mengerebuti Emil untuk berebut swafoto.

"Permintaan saya hanya satu, bangun pasar ini menjadi lebih baik," kata Ujang, pedagang ikan.

Sementara itu, Ibu-ibu pedagang yang telah berswafoto pun menyatakan kekagumannya pada sosok Emil.

"Udah baik, muda, lebih ganteng aslinya daripada di TV," ujar Siti, pedagang pakaian sambil memperlihatkan handphonenya setelah berswafoto dengan Emil.

Setelah blusukan ke Pasar Baru Cikarang, Emil melanjutkan blusukannya ke Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Cibitung.

"Saya sapa pedagang, bersilahturami sekaligus mencari masalah untuk kemudian saya carikan solusi terbaiknya," pungkas Emil. (aldi)

Berita terkait