Bayi Anda Cegukan, Normalkah?

Cegukan adalah kontraksi otot diafragma (otot pembatas dada dan perut) yang terjadi mendadak dan tidak disadari. Saat kontraksi, pita suara menutup dan menimbulkan suara
Kesehatan Bayi. Cegukan adalah kontraksi pada otot diafragma (otot yang membatasi dada dan perut) yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disadari. Saat kontraksi tersebut terjadi, pita suara menutup hingga menimbulkan suara cegukan dan umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya.. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 12/10/2017) - Banyak bunda yang khawatir ketika bayinya mengalami cegukan, apalagi jika terjadi terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama. Bayi terutama yang berusia di bawah satu tahun, memang sangat rentan mengalami cegukan. Lalu normalkah cegukan yang dialami bayi?

Cegukan adalah kontraksi pada otot diafragma (otot yang membatasi dada dan perut) yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disadari. Saat kontraksi tersebut terjadi, pita suara menutup hingga menimbulkan suara cegukan dan umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya.

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid menjelaskan, pada umumnya cegukan akan hilang dengan sendirinya, lalu cegukan yang terjadi lebih dari 48 jam dan berlangsung terus menerut perlu dievaluasi lebih lanjut karena dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

"Setiap orang bisa mengalami cegukan, termasuk bayi. Cegukan pada bayi merupakan hal yang normal dan tidak berbahaya," jelasnya.

Pada bulan pertama kehidupan, lanjut dia, bayi akan cegukan dengan interval rutin, terutama setelah diberikan ASI. Cegukan terjadi akibat rangsangan dari diafragma, pada bayi, rangsangan tersebut dapat terjadi karena bayi bernapas, tertawa atau setelah minum ASI. Hal ini normal dan tidak berbahaya.

"Untuk menghentikannya, dapat mencoba memberikan ASI untuk bayi. Penghisapan konstan dan proses menelan akan membantu otot diafragma lebih relaks dan membantu menghentikan cegukan," pungkasnya.

Namun, jika cegukan berlangsung sangat lama dan tidak ada perubahan setelah diberi ASI atau susu formula, ia menyarankan untuk mengkonsultasikan hal ini lebih lanjut dengan dokter anak untuk dicari penyebabnya. (sas)

Berita terkait