Bappenas Sebut Potensi Ibu Kota Baru Jadi Provinsi

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan potensi Ibu Kota Baru jadi Provinsi masih akan didiskusikan dengan pihak DPR.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa seusai Lokakarya Penerapan Omnibus Law dalam pelaksanaan Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara, di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Jumat, 29 November 2019. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan)

Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa pembahasan mengenai provinsi ibu kota baru masih akan didiskusikan dengan pihak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurutnya, pembahasan ini harus diputuskan bersama antara pemerintah dan juga DPR sebagai wakil rakyat. Suharso juga menyebut hingga kini belum ada kepastian mengenai apakah ibu kota baru yang akan dibentuk bakal menjadi provinsi atau tidak.

"Belum diputuskan apa provinsi sendiri. Itu kan keputusan DPR (ibu kota baru) ini provinsi sendiri, apakah masuk dalam provinsi yang sudah ada atau menjadi sebuah kabupaten atau kota," kata Suharso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.

Meski begitu, Suharso memastikan ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim) nantinya akan menjadi sebuah daerah khusus.

Belum diputuskan apa provinsi sendiri.

Suharso menjelaskan ibu kota negara baru bakal memiliki luas wilayah 256.000 hektare (ha). Dari luas area tersebut terdapat 56.000 ha yang merupakan kawasan pemerintahan dan dipimpin oleh seorang manajer kota atau city manager.

"Jadi daerah khusus, mungkin lebih bagus provinsi seperti DKI, langsung bawah presiden tapi dipimpin gubernur," ucap dia.

Sementara itu, pengamat infrastruktur dan transportasi Bambang Haryo mengatakan pemerintah perlu didampingi oleh ahli-ahli dalam menata Ibu Kota Negara (IKN). Dari segi kawasan, ia menilai negara Singapura patut ditiru.

Bambang juga berharap Indonesia dapat memodifikasi berbagai hal terkait infrastruktur dari negara tetangganya, Singapura.

"Saya pikir kita sudah banyak orang-orang tata kota yang bagus, tata kota ini sangat tergantung pada ahli-ahli tata kota, yang dimana ahlinya tata kota di Indonesia ini sudah demikian banyak. Kalau perlu kita libatkanlah orang atau pakar dari Singapura, karena Singapura termasuk hebat," kata Bambang kepada Tagar.

"Singapura itu bisa merencanakan satu negara sangat kecil, dengan penduduk yang sangat padat, 5 juta tapi dia terasa lengang, dan ini bisa dilibatkan di dalam pembangunan ibu kota negara," ucap dia. []

Berita terkait
Nagara Rimba Nusa, Pemenang Desain Ibu Kota Baru
Kemen-PUPR mengumumkan pemenang sayembara desain kawasan ibu kota baru Indonesia. Kelompok Nagara Rimba Nusa menjadi Pemenang I.
Karya Sayembara Desain Ibu Kota Diklaim Milik Negara
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan hasil desain dari sayembara desain Ibu Kota baru diklaim menjadi milik Negara.
Destinasi Liburan Akhir Tahun di Kota Batu Malang
Kota Batu di Malang memiliki beragam pilihan untuk liburan akhir tahun, pesonanya tak kalah dengan destinasi lainnya di Indonesia.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.