Bali Inisiasi Kejurnas Tenis Meja di Masa Pandemi

Bali mulai bergerak memulihkan kembali pariwisata. Sport tourism kembali digerakkan dengan menggelar Kejurnas Tenis Meja Bali Open.
Kejuaraan Nasional Tenis Meja Bali Open Prakasa Rucira Garjita (PRG) II akan digelar di Denpasar, 21-23 Agustus 2002. Ketua Panitia AKBP Djoni Widodo (kiri) didampingi Ketua KONI Bali Ketut Suwandi mengatakan kejurnas diharapkan menggerakkan sport tourism di Bali. (Foto: Polda Bali)

Denpasar - Bali mulai bergerak di segala lini memulihkan kembali pariwisata yang terpuruk karena pandemi Covid-19. Kini, sport tourism yang bergerak dengan menggelar Kejuaraan Nasional Tenis Meja Bali Open Prakasa Rucira Garjita (PRG) II mulai Jumat, 21 Agustus 2020 sampai Minggu, 23 Agustus 2020.

Bali berusaha bangkit setelah mengalami keterpurukan karena pandemi. Setelah membuka kembali secara resmi pariwisata bagi wisatawan domestik di akhir Juli 2020 lalu, kali ini giliran sport tourism yang hendak dihidupkan.

Dengan inisiasi dari Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose, kejurnas tenis meja segera digelar di masa pandemi. Kejuaraan Tenis Meja Bali Open PRG II memperebutkan total hadiah Rp 462 juta. Kejuaraan dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Sport Center PRG dan GOR Lila Buana, Denpasar dan ditayangkan melalui live streaming.

Pada situasi adaptasi kebiasaan baru, kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa Bali aman dikunjungi

Bertajuk kejuaraan nasional menjadikan para petenis meja top nasional bakal hadir. Menurut Ketua Panitia AKBP Djoni Widodo kejuaraan diikuti 20 besar atlet putera terbaik nasional dan 15 besar atlet puteri nasional.

"Kejurnas tenis meja yang diprakarsai Kapolda Bali diharapkan menghidupkan sport tourism. Ada 6 kategori yang dipertandingkan di kejuaraan nasional ini, yaitu tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri, serta beregu putra dan putri," ujar Djoni Widodo yang menjabat sebagai Wadir Lantas Polda Bali ini. 

Menurut dia kejuaraan tenis meja ini memberi kesempatan bagus bagi atlet lokal. Ia berharap hadirnya pemain nasional dapat memotivasi para atlet Bali mengasah kemampuannya.

Kejurnas Cari Bibit Baru Atlet

Sementara, Ketua KONI Bali Ketut Suwandi, menuturkan bila kejuaraan tenis meja ini memberi kesempatan petenis meja unjuk kemampuan di event resmi. Selain itu bibit-bibit baru atlet tenis meja diharapkan mulai bermunculan. Kejuaraan ini digelar untuk merangsang cabang olahraga lain untuk menggelar event dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Pada situasi adaptasi kebiasaan baru, kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa Bali aman dikunjungi. Perekonomian masyarakat Bali pun kembali tumbuh," kata Ketut Suwandi. 

Persiapan kejurnas pun dilakukan secara matang karena ini digelar di tengah pandemi Covid-19. Menurut Djoni agar kejurnas bisa dilaksanakan pihaknya merasa perlu melakukan rapat koordinasi dengan gugus tugas penanganan Covid-19, KONI Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan. Dengan demikian, pelaksanaan event bisa sejalan dengan protokol kesehatan. 

"Kami sudah memiliki buku panduan yang dikeluarkan KONI dan Kementerian Kesehatan yang berisi bagaimana tata cara menyelenggarakan suatu perlombaan, kejuaraan maupun pertandingan saat pandemi Covid-19," tutur dia.

Menurut Djoni siapa pun yang masuk gedung atau lokasi pertandingan, wajib dicek suhu tubuh menggunakan thermogun. Selain itu semua wajib mencuci tangan pakai sabun, membawa , dan menggunakan masker. Pedoman akan dilaksanakan secara ketat. Semua atlet, wasit dan panitia wajib melaksanakan rapid test. Pada saat pertandingan pun tetap dilakukan protokol kesehatan.

Menurut Djoni siapa pun yang masuk gedung atau lokasi pertandingan, wajib dicek suhu tubuh menggunakan thermogun. Selain itu semua wajib mencuci tangan pakai sabun, membawa hand sanitizer, dan menggunakan masker. 

Di dalam maupun di luar gedung siapa pun harus melakukan physical distancing serta mengurangi kontak fisik. Panitia juga akan menyiagakan mobil ambulans dan petugas kesehatan.

Menurutnya, salah satu hal yang paling penting dalam mengadakan kejuaraan adalah tidak menggunakan fasilitas dan sarana olahraga secara bergantian. Dengan demikian semua atlet membawa peralatan sendiri seperti bet. 

"Jadi di pertandingan tenis meja, atlet sudah memiliki bet sendiri-sendiri. Mereka tidak diizinkan menggunakan bet secara bergantian. Meja dan bola akan disterilkan dengan menyemprotkan hand sanitizer setiap saat," kata Djoni yang juga tidak mengizinkan jabat tangan dan tos-tosan antar pemain sehingga tidak ada saling bersentuhan.

Menurut Ketut Suwandi banyak yang berubah saat menggelar sebuah kejuaraan dengan situasi pandemi seperti ini. Kebiasaan baru pun dikembangkan untuk pencegahan penularan virus corona. Namun ini bisa menjadi contoh bagi cabang lagi bila menggelar kejuaraan. 

"Protokol kesehatan harus dilakukan pengawasan secara ketat untuk mencegah klaster baru Covid-19. Jika ini sukses akan jadi role model bagi cabor (cabang olahraga) lain," ujar Suwandi. []

Berita terkait
Tim Tenis Meja Lakukan Uji Coba ke Beijing
Tim tenis meja Jatim yang dipersiapkan untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 melakukan serangkaian pertandingan uji coba di Beijing.
Ketika Presiden Jokowi Bermain Tenis Meja Melawan Susi Susanti
Presiden berpasangan dengan Ketua Umum KOI Erick Thohir dan Susi Susanti berpasangan dengan Yopie Warsono, atlet senior tenis meja.
KONI Jatim Dorong 13 Cabor Dipertandingkan di PON
KONI Jatim meminta bantuan kepada Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mattalitti agar 13 cabor tersebut dipertandingkan di PON Papua.