Balai Kota Yogyakarta Segera Hadir di Dunia Maya

Pemkot Yogyakarta terus melakukan terobosan digital. Pada 2022 targetnya balai kota bisa hadir di dunia maya.
Tangkapan layar tampilan Jogja Smart Service yang bisa diunduh di playstore dari telpon pintar. (Foto: Tagar/istimewaI

Yogyakarta - Era digitalisasi terus dirintis Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Lewat Jogja Smart Service (JSS), Pemkot ingin menghadirkan balai kota di dunia maya.

“Road map-nya sudah ada. Jogja Smart Service ini targetnya selesai 2022. Harapan kami JSS itu sebagai wadah tempat kami memindahkan balai kota di dunia maya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi usai menghadiri Assesment Smart City yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang dilakukan secara daring di Ruang Yuhdistira kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.

Menurut Heroe, sebelum target terealisasi maka seluruh fasilitas dan infrastruktur sudah siap. Salah satunya pada 2021, seluruh RW yang ada di Kota Yogyakarta sudah memiliki WiFi publik dan masyarakat memiliki akses yang besar untuk mendapatkan semua keperluan serta data di Jogja Smart City. Saat ini sudah ada 136 RW di Kota Yogyakarta yang sudah memiliki fasilitas WiFi publik.

Baca Juga:

“Karena semua layanan ada di Jogja Smart Service. Seperti nomor antrian di puskesmas, atau antrian di RS Pratama itu bisa diakses di sana. Aplikasi ini tidak hanya menyangkut layanan data apapun, termasuk surat perizinan sudah masuk sana, seperti mahasiswa mau izin riset sudah ada misalnya,” ungkap dia.

Harapan kami JSS itu sebagai wadah tempat kami memindahkan balai kota di dunia maya.

Heroe Poerwadi mengungkapkan dalam mewujudkan smart city diperlukan data-data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat, kelurahan harus menjadi ujung tombak dalam mengolah data. “Data di kelurahan menjadi unit kecil dari satuan wilayah dari jaringan birokrasi. Datanya harus lengkap sehingg ketika disedot oleh Pemkot tidak geser," ungkapnya.

Dia mengakui, kesulitannya tidak punya tata cara menyusun data. Kelurahan menjadi basis ujung tombak terhadap semua pekerjaan seluruh kota ada di kelurahan yakni mengumpulkan data dan mengolah data. “Sebagai smart city, maka yang harus diutamakan adalah efisiensi. Sehingga dokumen-dokumen yang ada harus diubah menjadi data untuk bekerja,” tambahnya.

Baca Juga:

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) dan Persandian Kota Yogyakarta, Tri Hastono menambahkan, dengan melihat pentingnya Jogja Smart Service ke depan maka semua masyarakat Kota Yogyakarta diharapkan sudah mengunduh aplikasi tersebut.

“Sudah ada 61.606 warga Kota Yogyakarta yang men-download aplikasi Jogja Smart Service. Ini baru sekitar 50 persen dari 130 ribuan jumlah KK di kota ini,” sambung dia.

Dia menambahkan, setiap harinya ada sekitar 100 hingga 125 pengguna baru Jogja Smart Service. Hal itu menunjukkan aplikasi tersebut memiliki dampak yang baik, terutama pada penyederhanaan layanan. “Kalau kami lihat saat ini dampaknya masih on track, artinya sesuai dengan perkiraan kami,” tutur dia.

“Daripada proses penciptaannya, lebih krusial adalah menciptakan dampaknya. Sebab akan digunakan oleh orang banyak, memberikan kemudahan kepada masyarakat. Dan tentunya mengkait dengan stakeholder yang berhubungan dengan sistem tersebut,” ungkap dia. []

Berita terkait
Siasat Huawei Genjot Transformasi Digital di Asia Pasifik
Huawei memperkenalkan perubahan paradigma, demi menumbuhkan ekosistem kuat demi menggenjot transformasi digital
Kominfo: Melek Digital Syarat Masuki Revolusi Industri 4.0
Kominfo mendorong generasi muda Indonesia untuk melek digital untuk menyongsong revolusi industi 4.0.
Desa Gedangan di Indramayu dari Tertinggal Jadi Desa Digital
Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jabar, merubah diri dari desa tertinggal jadi desa digital
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.