Ayah Aldama: Tidak Mungkin Dipukul Satu orang, Jangan Ditutup-tutupi

Tidak hanyak taruna, taruni mendapatkan perlakuan yang sama, ditendang dari kaki sampai paha.
Ayah Almarhum Aldama Putra Pongkala yakin anaknya dikeroyok, bukan hanya dipukul oleh satu orang. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 11/2/2019) - Pelda Daniel Pongkala, ayah Almarhum Aldama Putra Pongkala (19), mendesak Polrestabes Makassar untuk mengusut tuntas kasus yang menimpa anaknya.

Kasus meninggalnya Aldama Putra, taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) menjadi perhatian serius dari pemerintah, khususnya kementrian perhubungan. Akibat kasus tersebut Direktur ATKP Makassar Agus Susanto dinonaktifkan.

"Semua masalah ini kami sudah serahkan kepada pihak yang berwajib, kalau memang gara-gara kasus ini, Direktur ATKP dinonaktifkan dari jabatannya itu adalah karena dia dianggap tidak berhasil mendidik taruna-tarunanya, itu memang resikonya," ujar Daniel kepada Tagar News, Minggu (10/2).

Daniel yakin anaknya itu dianiaya oleh lebih dari satu orang, karena Aldama dihukum di dalam kamar yang berisi sekitar 10 orang senior.

"Anak saya dipukul didalam kamar oleh 10 orang taruna senior, saya lihat dari luka-lukanya, kemana 9 orang taruna seniornya yang ada dalam kamar tersebut, kenapa hanya satu orang yang menjadi tersangka. Saya yakin yang 9 orang ini masih ditutupi," ungkap Daniel.

Daniel berujar, karena senior sangat dihormati, apapun yang dilakukan senior tidak boleh dibantah junior. Jadi, mereka seenaknya menyiksa junior yang tidak melakukan perlawanan. Kalau ada yang melihat, tidak akan ada yang berani melapor. Tradisi tutup mulut taruna di kampus ATKP harus dirubah.

"Doktrin tutup mulutnya bagus, tapi baiknya tidak usah ditutupi, silahkan Rusdi buka mulut, kamu sendiri di dalam penjara, silahkan ungkapkan siapa teman-teman kamu yang terlibat mengeroyok anak saya, kasihan kamu sudah dipecat dari taruna, kini kamu tanggung sendiri, padahal masih ada teman-temanmu yang lain yang mengeroyok anak saya bebas kerkeliaran," jelas Daniel.

Daniel menceritakan, kalau taruna-taruni di kampus ATKP itu memang sering disiksa oleh pembinanya, dengan cara meminum  air hasil kumur-kumur para senior. Kemudian air hasil kumur senior dikumpulkan dalam satu tempat dan disuruh minum oleh taruna-taruni junior.

"Menurut informasi dari orang tua taruna, bahwa taruna-taruni di kampus ATKP itu pernah dianiaya langsung oleh pembinanya. Bukan oleh seniornya, dengan cara suruh beberapa orang kumur-kumur, air hasil kumur dimasukkan dalam satu tempat dan disuruh minum," ujarnya.

Dengan geram Daniel menambahkan, bahkan ada yang diberi makan sabun, ada yang ditendang, tidak hanyak taruna, taruni mendapatkan perlakuan yang sama, ditendang dari kaki sampai paha. Itu tindakan biadab, di militer saja tidak ada pendidikan seperti itu, ini lebih dari militer, padahal mereka itu dijaga militer.

Saat ini Daniel berharap, yang diperiksa bukan hanya taruna senior, tapi Pembina dan pengasuh di kampus ATKP juga semuanya harus diperiksa.

"Harapan kami semua pengasuh dan Pembina diperiksa semua, tidak mungkin taruna ambil tindakan kalau tidak ada contoh dari Pembina dan pengasuhnya. Karena informasi yang saya dengar juga, instruktur sebagai dosen di ATKP tidak akan mengajar di dalam bila kasus tersebut tidak dituntaskan," tutupnya. []

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara