Aung San Suu Kyi Butuh Dukungan Dunia Melawan Jenderal Min Aung Hlaing

Pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi, resmi membubarkan Organisasi Ma Ba Tha atau kelompok biksu garis keras, pimpinan biksu Ashin Wirathu di Rakhine, Myanmar Utara. Namun tindak kekerasan di Rakhine masih berlangsung terus. Dukungan terhadap Aung San Suu Kyi di Myanmar juga semakin melemah. Rakyat Myanmar, kelompok Budha garis keras tidak bersimpati kepada etnis Rohingya. Pihak militer tidak berpihak kepada kebijakan Aung San Suu Kyi.
Stop Kekerasan Rohingya: Suu Kyi Butuh Dukungan Dunia Melawan Jenderal Min Aung Hlaing. (Foto:Ist)

Yangon, (Tagar 16/9/2017) - Pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi, resmi membubarkan Organisasi Ma Ba Tha atau kelompok biksu garis keras, pimpinan biksu Ashin Wirathu di Rakhine, Myanmar Utara. Namun, tindak kekerasan di Rakhine masih berlangsung terus. Dukungan terhadap Aung San Suu Kyi di Myanmar semakin melemah. Rakyat Myanmar, kelompok Budha garis keras tidak bersimpati kepada etnis Rohingya. Pihak militer juga tidak berpihak kepada kebijakan Aung San Suu Kyi.

Dunia Internasional perlu mendukung Suu Kyi untuk melawan kekuasaan militer Myanmar, pimpinan Jenderal Senior, Min Aung Hlaing. Seperti diketahui,  Ming Aung Hlaing tak pernah mau mengakui keberadaan etnis Rohingya. Baginya, Rohingya adalah imigran ilegal.

Aung Hlaing adalah tokoh kunci konflik berdarah Rohingya. Dialah satu-satunya orang yang dapat memerintahkan tentara Myanmar untuk berhenti membunuh etnis Rohingya dan membakar desa-desa. Aung San Suu Kyi, tak bisa berbuat apa-apa untuk menyetop tindak kekerasan di Rakhine.

“Jenderal Min Aung Hlaing adalah orang yang memberi perintah untuk membunuh etnis Rohingya,” kata Kyaw Win, Direktur Burma Human Rights Network.

Menurut Dubes Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi, jenderal senior Min Aung Hlaing memiliki pengaruh kuat dalam manajemen pemerintahan sipil Myanmar.  Jenderal Min Aung Hlaing memiliki suara mutlak di parlemen, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh State concellor, terutama dalam hal penanganan masalah gangguan keamanan di Rakhine.

Sementara itu, Pemerintah Israel juga telah melakukan kebohongan besar kepada dunia internasional soal kepeduliannya terhadap konflik di Rohingya, Rakhine, Myanmar Utara. Buktinya, negara sekutu Amerika Serikat (AS) ini terus melakukan pengiriman senjata ke militer Myanmar. Israel terus memasok senjata ke Myanmar, di tengah-tengah diduga kuatnya penguasa militer Myanmar melakukan pelanggaran HAM terhadap etnis Rohingya.

Kesal dengan semakin panjangnya tidak kekerasan terhadap etnis Rohingya, Pemimpin senior kelompok Al Qaeda di wilayah Semenanjung Arab (AQAP), Khaled Batarfi, menyerukan kelompok Al Qaeda di Subkontinen India (AQIS) untuk segera menyerang militer Myanmar. Lantas kapan konflik berdarah ini selesai, bila Aung San Suu Kyi tidak mendapat dukungan dunia? (wwn/DBS)

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara