Kulon Progo - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tidak menganjurkan penggunaan kantong plastik atau kresek berwarna hitam sebagai wadah daging kurban. Panitia penyembelihan hewan kurban diminta mengganti kantong plastik untuk membungkus daging kurban dengan besek.
"Penggunaan besek sebagai wadah daging kurban baik untuk dilakukan," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Muhamad Aris Nugraha saat ditemui Tagar di kantornya, Jumat, 26 Juli 2019.
Selain ramah lingkungan, menurut Aris besek pun tidak mengandung zat berbahaya seperti kantong plastik daur ulang. Apalagi, jika besek bambu dijaga secara higienis.
Penggunaan besek bambu sebagai wadah daging kurban baik untuk dilakukan.
Besek untuk daging kurban merupakan besek bambu sekali bekas dan daun pisang digunakan sebagai alasnya.
"Agar higienis, daging kurban juga harus ditutup dan jangan dibiarkan terbuka," ucapnya.
Imbauan mengenai penggunaan besek bambu ini pun ditindaklanjuti oleh oleh Camat Nanggulan Duana Heru Supriyanta. Meski penggunaan besek bambu belum diwajibkan 100 persen penggunaannya, Heru sudah menyampaikan pesan anjuran penggunaan besek bambu lebih baik daripada penggunaan kantong plastik.
"Kami berharap bisa diindahkan. Jika mau, silakan pakai besek," kata dia kepada Tagar.id.
Akhirnya, masyarakat lah yang harus memilih, menggunakan besek bambu yang lebih mahal tapi lebih baik bagi kesehatan dan lingkungan, atau menggunakan kantong plastik yang kurang baik bagi kesehatan dan tidak ramah lingkungan.
Hewan kurban sapi di Kulon Progo. (Foto: Tagar/Harun Susanto)
Kulon Progo Siap Sambut Idul Adha
Untuk persiapan perayaan Idul Adha 2019 ini, pemerintah kabupaten Kulon Progo sudah membentuk panitia pengawas hewan kurban dari Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo yang terdiri dari 12 dokter hewan.
Mereka bertugas untuk memeriksa penyakit, lingkungan kandang, dan mengawasi tempat penampungan hewan milik pedagang di seluruh Kulon Progo pada 22 Juli hingga 9 Agustus.
Sementara pada hari raya Idul Adha, 199 anggota yang terdiri dari dokter hewan, organisasi kemasyarakatan desa, dan mahasiswa kedokteran hewan disiapkan untuk memeriksa hewan kurban yang ada di Kulon Progo.
Selain itu, Aris mengimbau pedagang di Kulon Progo, untuk tidak membeli hewan kurban dari daerah yang terkena antraks atau membeli hewan kurban dari luar daerah yang dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan.
"Kami mewaspadai penyakit hewan kurban seperti antraks dan cacing hati," tuturnya. []
Baca juga:
- Daging Kurban Jadi Rendang Padang Lezat, Ini Caranya
- Lima Fakta Penting Pemotongan Hewan Kurban Idul Adha