Atas Nama Cinta, Upaya Dongkrak Ekonomi Bali yang Dimotori BI

Pandemi Covid-19 berimbas signifikan bagi perekonomian Bali, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 kontraksi hingga minus 10,98 persen.
kondisi Bandara Ngurah rai bali yang terus menggeliat setelah wisatawan domestik mulai kangen kembali datanv ke Bali dengan protokol kesehatan. (Foto: Tagar|Nila Sofianty|Pariwisata Bali).

Denpasar - Pandemi Covid 19 berimbas signifikan bagi perekonomian  Bali. Pertumbuhan ekonomi  pada triwulan kedua 2020  mengalami konstraksi yang cukup dalam hingga minus 10,98 persen.

Sejumlah upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, Bank Indonesia dan institusi lain. Bahkan para public figure, selebgram yang biasa diendorse sejumlah produk juga  banyak yang mengeluarkan kocek sendiri untuk membantu mempromosikan pariwisata Bali era baru di medsos masing-masing.

BI  juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah.

Seperti yang dikatakan oleh presenter Aviani Malik  bahwa kecintaan masyarakat Indonesia pada Bali ditunjukkan dengan berbagai cara. Ia mengatakan hal itu saat Talk Show Bincang Maya Webinar Tourism Industry Post Covid-19: Survival and Revival Strategy yang digelar Bank Indonesia secara daring beberapa waktu lalu.

“Sangat kangen ke Bali, saya akan segera cari waktu  ke Bali untuk ikut mempromosikan kalau Bali aman untuk dikunjungi,” ujar Aviani yang menjadi moderator, terlihat memakai baju berbahan endek khas Bali.

Sejumlah komunitas skala kecil hingga besar juga  mengungkapkan kecintaannya pada Bali turut woro woro tentang Pulau Dewata yang sudah siap menerima wisatawan di masa pandemi. Seperti yang dilakukan sekitar 60 CEO dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam sebuah komunitas beramai-ramai berwisata ke  Bali. 

Begitu cintanya kepada Bali, komunitas CEO yang beranggotakan sekitar 1.000 orang ini berjanji akan datang lagi beberapa gelombang berikutnya dengan pertimbangan menjaga social distancing. Sejalan dengan ungkapan kecintaannya agar pariwisata Bali cepat pulih, sejumlah tugas dan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral semakin keras dilakukan di masa pandemi ini.

Pariwisata BaliKepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho Bank Indonesia Bali aktif bersama sama dengan Pemda dan Pelaku Pariwisata seperti PHRI, BHA, dalam hal memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi atas upaya upaya memajukan pariwisata di Bali. (Foto: Tagar|Nila Sofianty|Pariwisata Bali).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan BI  aktif bersama sama dengan Pemda dan pelaku pariwisata seperti PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), BHA (Bali Hotel Association ), dalam hal memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi untuk  memajukan pariwisata di Bali.

“Upaya itu kami lakukan untuk mendukung program-program seperti Bali Great Experience, Bali Movement. Kami juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah,” ujar Trisno Nugroho kepada Tagar.

Menurutnya,  di masa pandemi, BI juga turut memberikan solusi mengenai bagaimana strategi bertahan di masa krisis dan strategi bangkit dari keterpurukan. “Alhamdulillah, kami dipercaya menjadi wakil ketua Tim Pemulihan Ekonomi," ucap Trisno. 

Trisno menambahkan, BI Bali juga aktif memberikan solusi mengenai tata cara normal baru melalui sistem pembayaran nirsentuh yaitu dengan QRIS. Sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, jumlah usaha pengguna QRIS sudah mencapai lebih dari 8.000 di seluruh Bali,” tuturnya.

Kampanye penggunaan QRIS juga dilakukan kepada pasar, destinasi tujuan wisata serta atraksi seperti di Uluwatu, di Monkey Forest. BI Bali juga melakukan kerjasama dengan TNI untuk penggunaan QRIS.

"Kami juga memberikan perhatian kepada sektor pertanian dan UMKM baik melalui pemberian fasilitasi pelatihan, bantuan teknis manajemen hingga menyelenggarakan pasar gotong royong," kata Trisno.

Salah satu tugas penting BI lainnya adalah menjaga dan menciptakan stabilitas harga barang dan jasa yang ada di Indonesia khususnya di Bali saat pandemi ini jadi tantangan tersendiri. Salah satu upaya menjaga stabilitas harga yang belakangan dilakukan BI Bali adalah memotori digelarnya pasar gotong royong. 

Pariwisata Balikegiatan wisatawan MICE di hotel di Bali dengan menerapkan protokol kesehatan. (Foto: Tagar|Nila Sofianty|Pariwisata Bali).

Pemulihan akan berlanjut pada triwulan IV 2020, seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi pariwisata.

Selain untuk menjaga stabilitas harga barang, pasar gotong royong ini dimaksudkan sebagai upaya peningkatan penyerapan produk UMKM lokal. Menurut Trisno, BI memiliki tujuan untuk menjaga dan menciptakan stabilitas harga barang dan jasa yang ada di Indonesia. 

Ketika terjadi inflasi mata uang katanya, maka harga barang dan jasa tidak ikut naik. Dengan begini maka tingkat perekonomian rakyat di Indonesia bisa lebih baik dari sebelumnya.

“Perhatian kami kepada sektor pertanian dan UMKM baik melalui pemberian fasilitas pelatihan, bantuan teknis manajemen hingga penyelenggaraan pasar gotong royong, adalah bagian dari upaya mendukung bangkitnya perekonomian Bali,” ucap Trisno.

Pemulihan Ekonomi Bali

Menurut Trisno, pada Triwulan III 2020,  perekonomian Bali mulai menunjukkan pemulihan. “Terjadi pertumbuhan sebesar 1,66 persen (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar -7,24 persen (qtq),” katanya,  Jumat 6 November 2020 lalu.

Perbaikan ini seiring dengan implementasi strategi pemulihan ekonomi yaitu penerapan tatanan kehidupan baru (program Clean Healthy Safety and Environment) khususnya di sektor pariwisata. Menurutnya,  dari 17 sektor usaha, 11 diantaranya tercatat tumbuh positif.

Dari 11 sektor usaha, tiga pertumbuhan tertinggi dialami  usaha jasa pendidikan yang tumbuh sebesar 3,98 persen (qtq). Setelah itu, diikuti sektor jasa lainnya yang tumbuh sebesar 3,86 persen (qtq), dan informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 3,78 persen (qtq).

Trisno menambahkan, pemulihan akan berlanjut pada triwulan IV 2020, seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi pariwisata, khususnya wisatawan domestik. Hal ini terkonfirmasi dari leading indicator jumlah kedatangan penumpang domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang tercatat sebanyak 121.937 orang pada Oktober 2020, atau tumbuh 32,77 persen (mtm).

Optimisme pemulihan ini juga terkonfirmasi dari pengolahan big data Google Trends yang mencerminkan bahwa minat wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara ke Bali sangat besar. Hal itu terlihat dari pencarian travel di Bali tercatat lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia maupun destinasi wisata lainnya di kawasan Asia.

"Peluang ini harus dioptimalkan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat, sehingga pemulihan aspek ekonomi dan kesehatan dapat berjalan secara paralel," ujar Trisno.

Untuk mempercepat pemulihan, Trisno menekankan  keharusan untuk menerapkan teknologi dan digitalisasi di era tatanan kehidupan baru. Adanya kebiasaan baru dan kepedulian  terhadap penularan wabah Covid-19, memaksa konsumen (dan juga produsen) untuk cenderung menggunakan teknologi dalam kesehariannya. Pada saat terjadinya PSBB, industri e-commerce menjadi tulang punggung bagi aktivitas perdagangan di sektor riil agar tetap hidup.

Salah satu fungsi Bank Indonesia yang juga saat pandemi ini sangat dinanti-nanti para pelaku usaha bisnis UMKM yang masih terpuruk adalah hasil-hasil survei yang dikeluarkan secara berkala. Survei ini   para pelaku usaha mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar tetap bertahan.

Seperti yang dikatakan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Bali, Rizki Ernadi Wimanda bahwa dari liaison dan survei- survei bisa terlihat kondisi pariwisata Bali. Dengan melihat hasil survei, maka bisa diambil langkah-langkah strategis baik oleh pemerintah maupun stakeholder

"Saat ini masih tetap harus memperhatikan sektor pariwisata sebagai kontributor terbesar perekonomian Bali, namun dengan protokol kesehatan yang ketat," ujar Rizki

Survei Kegiatan Dunia Usaha BI ini merupakan survei berkala yang bertujuan untuk mendapatkan indikator pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran secara triwulanan. Kondisi ekonomi yang harus diperhitungkan dalam perumusan kebijakan moneter tidak hanya yang bersifat data historis, melainkan juga data yang dapat menggambarkan ekspektasi pelaku ekonomi atas perkembangan perekonomian di masa yang akan datang.

Pariwisata BaliPariwisata Bali. (Foto: Tagar|Nila Sofianty|Pariwisata Bali).

BI telah melakukan sejumlah survei diantaranya Survei Konsumen, Survei Kegiatan Dunia Usaha, Survei Persepsi Pasar, Survei Produksi, Survei Penjualan Eceran. Survei-survei ini secara berkala dipublikasikan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk baik dalam bentuk publikasi kepada media massa ataupun melalui situs Bank Indonesia.

Pentingnya hasil survei BI ini juga dikatakan oleh Ketut Darma Siadja, Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Handycraft (Asephi) Bali. Menurutnya, Bank Indonesia memang selalu mengumumkan hasil survei mereka setiap menjelang akhir tahun uutk memberikan informasi kepada masyarakat pelaku usaha.

“Para pelaku usaha khususnya UMKM yang berada di asosiasi kami sangat perlu mengetahui sejumlah indikasi prilaku dunia usaha dan prilaku konsumen serta kebijakan agar mengambil langkah tepat kedepannya. Apalagi di masa pandemi ini, kami masih menunggu berbagai kebijakan yang membantu para pelaku usaha untuk bertahan," kata Ketut Dharma Siadja kepada Tagar,  beberapa waktu lalu.

Ia juga berharap pemerintah bisa cepat menangani pandemi Covid-19. “Kami harapkan setelah pandemi Covid-19 berlalu, kegiatan ekspor bisa pulih lagi dan bisa memberikan pekerjaan kepada para perajin dan UKM," tutur Ketut Dharma. 

Ia  berharap Bank Indonesia menyalurkan CSR-nya lebih banyak dan kepada individu-individu pelaku UKM. "Sekarang ini, BI  hanya menyalurkannya melalui kelompok-kelompok saja,” kata Ketut Dharma Siadja. []

Berita terkait
Kemenparekraf Dukung Simakrama Kepariwisataan di Bali
Kemenparekraf mendukung penyelenggaraan Simakrama Kepariwisataan di Bali, yakni sebuah kegiatan sosialisasi keparwisataan Bali di masa pandemi.
Bali Gelar Simakrama Kepariwisataan, Infrastruktur Ikut Dibahas
Provinsi Bali mensosialisasikan berbagai kebijakan yang didedikasikan untuk menggairahkan sektor pariwisata di Pulau Dewata.
Pariwisata Bali, Kualitas dan Kuantitas Harus Beriringan
Pandemi Covid-19 membawa dampak siginifikan bagi semua aspek, ekonomi, sosial, budaya dan sektor pariwisata.