Asap Mengepul di Kantor Bupati Jepara, Staf Setda Berhamburan

Asap mengepul di Kantor Bupati Jepara, staf setda berhamburan. "Ini untuk mengajarkan staf agar bisa menyelamatkan diri, karena hanya mereka yang bisa menyelamatkan diri sendiri,” kata Arwin Noor Isdianto.
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api saat simulasi di Kantor Bupati Jepara, dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Kamis (26/4). (Foto: Tagar/Alf)

Jepara, (Tagar 26/4/2018) – Asap mengepul dari sudut kantor Bupati Jepara, Kamis (26/4) pagi. Staf Sekretaris Daerah (Setda) berhamburan keluar dari ruang kerja karena panik.

Di tengah kepanikan para ASN (aparatur sipil negara), tiga mobil Damkar (pemadam kebakaran) secara beriringan datang di lokasi. Petugas damkar bergegas persiapkan seluruh peralatan, untuk memadamkan di titik asal api.

Hal tersebut tergambar saat simulasi kebakaran di kantor Bupati Jepara, Kamis (26/4) pagi. Simulasi dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional tersebut untuk melatih seluruh staf agar siap menghadapi bencana. Terutama bencana kebakaran yang bisa terjadi kapan saja.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Arwin Noor Isdianto mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih staf setda sehingga mampu mengatasi masalah saat terjadi kebakaran.

Menurut Arwin, dari hasil penelitihan saat terjadi bencana 35 persen penyelamatan dilakukan diri sendiri. Sedangkan 1,7 persen diselamatan oleh regu penyelamat.

"Mengajarkan staf untuk bisa menyelamatkan diri karena hanya mereka yang bisa menyelamatkan diri sendiri. 35 persen yang bisa menyelamatkan mereka saat terjadi bencana itu adalah diri mereka sendiri, 1,7 persennya dari regu penyelamat. Mereka harus siap," jelasnya.

Arwin menambahkan, kesiapan saat terjadi bencana tersebut belum terlihat pada staf Setda Jepara. Begitu juga kurangnya peralatan untuk memadamkan api, seperti hydrant air dan alat pemadam kebakaran ringan (Apar), belum adanya petunjuk arah evakuasi dan titik kumpul saat terjadi bencana menjadi salah satu alasan ketidaksiapan Pemerintah Daerah Jepara.

"Jika ini benar-benar terjadi, mungkin akan banyak korban. Dari kegiatan simulasi ini, selanjutnya akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Dan meminta Bupati untuk memberikan rekomendasi untuk memberikan pelatihan siap bencana kepada seluruh pegawai. Sehingga seluruh staf terlatih siap bencana," terangnya.

Dia berharap dalam menghadapi musim kemarau yang cukup panjang ini, seluruh masyarakat Jepara dan instansi terkait dapat siap menghadapi bencana terutama bencana kebakaran.

"Ke depan kami akan memberikan pelatihan kepada para staf. Dan membentuk lebih banyak lagi relawan di tiap desa dan kelurahan untuk siap bencana. Sehingga saat bencana mereka tahu apa yang harus dilakukan dan membantu warga yang lain," tuturnya.

Selain melibatkan petugas pemadam kebakaran, BPBD Jepara turut merangkul Basarnas, PMI, Satpol PP Jepara untuk latihan bersama. Hal ini dimaksudkan untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia Tangguh Bencana. (alf)

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.