AS Sita Pesawat Boeing 747 Iran yang Dijual Secara Ilegal ke Perusahaan Venezuela

Departemen Kehakiman AS mengatakan pada Senin, 12/2/2024, bahwa pesawat buatan Amerika itu telah tiba di Florida dan akan dibuang
Pesawat Boeing 747 milik perusahaan Venezuela yang dibeli dari Iran, ditahan setelah mendarat di Bandara Ambrosio Taravella di Cordoba, Argentina (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

TAGAR.id, Washington DC, AS - Pemerintah Amerika Serika (AS) telah menyita sebuah pesawat kargo Boeing 747 yang menurut para pejabat sebelumnya dijual oleh maskapai penerbangan Iran yang terkena sanksi kepada perusahaan milik negara Venezuela dan melanggar undang-undang pengendalian ekspor AS.

Departemen Kehakiman AS mengatakan pada Senin, 12/2/2024, bahwa pesawat buatan Amerika itu telah tiba di Florida dan akan dibuang. Pesawat tersebut sebelumnya telah dipindahkan dari maskapai penerbangan Iran, Mahan Air -yang diduga para pejabat telah memberikan dukungan untuk Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran- ke Emtrasur, sebuah maskapai penerbangan kargo Venezuela dan anak perusahaan dari perusahaan milik negara yang sebelumnya telah dikenai sanksi oleh AS.

Para pejabat mengatakan penjualan tersebut, yang dilakukan tanpa izin pemerintah AS, melanggar undang-undang pengendalian ekspor dan memberikan keuntungan yang tidak semestinya kepada paramiliter Garda Revolusi Iran. Mahan Air selama bertahun-tahun telah dikenai pembatasan bisnis yang dilakukan pemerintah AS.

“Departemen Kehakiman berkomitmen untuk memastikan bahwa kekuatan penuh undang -undang AS tidak mengizinkan aktor-aktor negara yang bermusuhan untuk terlibat dalam kegiatan jahat yang mengancam keamanan nasional kita,” kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen, kepala divisi departemen keamanan nasional. Pesawat itu ditahan pada Juni 2022 oleh penegak hukum Argentina, dan beberapa minggu kemudian pejabat AS mengambil alih pesawat tersebut.

Argentina secara resmi mengalihkan pesawat tersebut ke AS pada hari Minggu (11/2/2024), kata para pejabat. Departemen Kehakiman mengatakan pesawat itu sekarang akan “disiapkan untuk didisposisi,” meskipun tidak menjelaskan lebih lanjut. Departemen Kehakiman telah mengidentifikasi kapten pesawat yang terdaftar itu sebagai mantan komandan Garda Revolusi.

Para pejabat juga mengutip catatan penerbangan yang katanya menunjukkan penerbangan lainnya setelah dialihkan ke Emtrasur ke lokasi-lokasi termasuk Moskow, Caracas dan Teheran – semuanya tanpa persetujuan pemerintah AS.

Mahan Air membantah terkait dengan pesawat tersebut, dan Venezuela telah menuntut agar pihak berwenang Argentina membebaskan pesawat tersebut. Pada hari Minggu (11/2/2024), anggota aliansi sayap kiri yang dipimpin Venezuela mengecam Argentina atas perannya dalam penyitaan pesawat itu oleh AS, dan menyebut tindakan tersebut sebagai “pencurian.”

Perjanjian Perdagangan Rakyat dari blok regional Bolivarian Alliance of the Peoples of Our America (ALBA) berpendapat bahwa tindakan tersebut melanggar hukum internasional.

“Agresi ini merupakan konsekuensi lain dari tindakan pemaksaan sepihak yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat yang mengancam kedaulatan Venezuela dan melanggar prinsip -prinsip dasar Piagam PBB dan Hukum Internasional,” kata kelompok yang umumnya dikenal dengan nama Aliansi Alba dalam sebuah pernyataan. Aliansi ini dibentuk pada tahun 2004 oleh Venezuela dan Kuba dalam upaya melawan pengaruh AS di wilayah tersebut. Nikaragua, Bolivia dan beberapa negara Karibia termasuk di antara anggotanya saat ini. (mim/my)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS Akan Sita Pesawat Senilai 45 Juta Dolar AS Milik Perusahaan Energi Rusia Lukoil
AS telah memperoleh surat perintah untuk menyita pesawat senilai 45 juta dolar AS milik perusahaan energi Rusia PJSC Lukoil LKOH.MM