AS Setuju Berikan Bantuan Dana Militer untuk Taiwan Senilai 619 Juta Dolar

Alokasi dana tersebut mencakup beberapa senjata pertahanan seperti 100 unit rudal AGM-88B High-Speed Anti-Radiation (HARM)
Ilustrasi - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) setuju beri dukungan senjata untuk militer Taiwan (Foto: dw.com/id - Daniel Ceng Shou-Yi/ZUMA/picture alliance)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Amerika Serikat (AS) siap suntikan dana dukungan untuk militer Taiwan, walaupun langkah itu kemungkinan besar memicu kemarahan Beijing.

Pentagon mengumumkan pada hari Rabu, 1 Maret 2023, bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui adanya potensi pemberian dukungan bagi militer Taiwan senilai 619 juta dolar AS (setara dengan Rp 9,46 triliun), termasuk amunisi rudal untuk jet tempur F-16.

Alokasi dana tersebut mencakup beberapa senjata pertahanan seperti 100 unit rudal AGM-88B High-Speed Anti-Radiation (HARM) yang mampu menghancurkan stasiun radar di darat, dan 200 unit rudal anti-pesawat AIM-120C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM), ungkap Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Bantuan senjata dari AS ini akan meningkatkan "kemampuan Taiwan untuk menyediakan pertahanan wilayah udaranya, keamanan regional, dan interoperabilitas dengan Amerika Serikat," menurut Pentagon.

demo di taiwanIlustrasi - Langkah bantuan Washington untuk militer Taiwan, mengancam hubungan China-AS yang sudah renggang (Foto: dw.com/id - Alex Brandon/AP Photo/picture alliance)

Hubungan AS-China

Dukungan dana untuk militer Taiwan ini kemungkinan akan semakin memperburuk hubungan yang sudah renggang antara Washington dan Beijing. Sebelumnya, pemerintah China telah berulang kali menuntut agar kesepakatan itu dihentikan.

Raytheon Technologies (RTX.N) dan Lockheed Martin (LMT.N) yang merupakan kontraktor utama dalam pengadaan senjata tersebut, telah dijatuhi sanksi oleh China karena dianggap telah menjual senjata kepada Taiwan.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pihaknya "dengan tegas" menentang penjualan yang secara sengaja telah direncanakan itu, dan menambahkan bahwa Amerika Serikat lebih baik menghentikan langkahnya mendekati militer Taiwan.

"Dukungan Amerika Serikat kepada Taiwan dan langkah-langkah yang diambil Taiwan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri mereka itu berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam wilayah itu sendiri," menurut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan secara terpisah.

Taiwan justru menyambut baik dukungan yang diberikan oleh AS dan mengatakan bahwa "dalam menghadapi ekspansi militer dan perilaku provokatif China yang terus berlanjut, Taiwan akan terus secara aktif meningkatkan kemampuan pertahanan diri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Jeff Liu.

tentara taiwanTentara mengendarai kendaraan militer mereka melewati bendera Taiwan selama latihan militer di Hsinchu, Taiwan tengah (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Aktivitas militer China meningkat

Taiwan telah mengeluhkan adanya peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayah berkepulauan itu dalam tiga tahun terakhir, karena Beijing masih terus berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan atas Taiwan untuk China.

Pada hari Kamis, 2 Maret 2023, Taiwan melaporkan hari kedua pengerahan angkatan udara Tiongkok berskala besar ke zona identifikasi pertahanan udara wilayah itu. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir, pihaknya telah melihat setidaknya 21 pesawat China berlalu-lalang.

"Pesawat-pesawat itu adalah 17 pesawat tempur J-10 dan 4 pesawat tempur J-16. Mereka telah terbang ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan," tambahnya.

Beijing membenarkan adanya aktivitas di wilayah tersebut, dengan alasan karena pihak China tengah berusaha untuk mempertahankan integritas teritorialnya, dan memperingatkan Amerika Serikat agar tidak "berkolusi" dengan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan bahwa pasukan militer Taiwan masih akan terus memantau situasi tersebut, dan akan melakukan segala bentuk pertahanan termasuk dengan mengirimkan beberapa pesawat mereka sendiri. [kp/hp (Reuters, AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Kepala CIA Sebut China Ragukan Kemampuannya untuk Serang Taiwan
Presiden Xi mungkin kini meragukan kemampuannya melakukan itu mengingat pengalaman Rusia dalam perangnya dengan Ukraina