TAGAR.id, Washington DC, AS - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menjual perangkat yang membantu memelihara sistem informasi Taiwan senilai 300 juta dolar, seperti dikatakan oleh staf Pentagon pada Jumat (15/12/2023).
Penjualan perangkat tersebut merupakan bantuan AS terbaru sebagai upaya untuk mempertahankan pulau tersebut.
AS terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri. Penjualan senjata sering menjadi sumber ketegangan antara Washington dan Beijing karena China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon mengatakan penjualan itu adalah untuk mempertahankan kemampuan Komando, Kontrol, Komunikasi dan Komputer Taiwan, atau C4.
Dukungan AS tersebut akan meningkatkan kemampuan Taiwan dalam “menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan meningkatkan kesiapan operasional” dan mempertahankan kemampuan C4 yang ada yang menyediakan aliran informasi taktis yang aman,” tambahnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan penjualan tersebut akan membantu menjaga efektivitas sistem komando dan kendali tempur gabungan sehingga dapat meningkatkan kesadaran di medan perang.
“Operasi militer komunis China yang sering dilakukan di sekitar Taiwan menghadirkan ancaman serius bagi kami,” kata kementerian tersebut. Taipei memperkirakan penjualan tersebut akan “berlaku” dalam satu bulan dan menyatakan terima kasihnya kepada AS atas penjualan tersebut. Kongres AS akan diberitahu dan penjualan kemungkinan akan dilanjutkan.
Kantor Kepresidenan Taiwan mengatakan kesepakatan itu, yang merupakan penjualan senjata ke-12 oleh pemerintahan Presiden Joe Biden ke Taipei, menunjukkan betapa pemerintah AS menganggap penting kebutuhan pertahanan Taiwan.
Taiwan yang diperintah secara demokratis mengeluhkan aktivitas militer China yang berulang-ulang di dekat pulau itu selama empat tahun terakhir, ketika Beijing berupaya untuk menegaskan klaim kedaulatannya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Sabtu (16/12/2023) pagi bahwa dalam periode 24 jam sebelumnya pihaknya telah mendeteksi sembilan pesawat militer China melintasi garis median sensitif Selat Taiwan.
Garis tersebut dulunya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara keduanya. Namun Angkatan Udara China kini secara rutin mengirimkan pesawatnya melintasi garis tersebut, meskipun pesawat tersebut belum terbang ke wilayah udara teritorial Taiwan.
Taiwan akan menggelar pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari yang akan membentuk hubungan masa depan pulau tersebut dengan China. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []