AS dan Sekutu Ingin Batasi Harga Minyak Rusia untuk Hambat Invasi

AS dan sekutunya upayakan langkah terbaru untuk menghentikan mesin perang Rusia sambil berupaya menghentikan kenaikan harga minyak Rusia
Kapal tanker Ice Energy yang berbendera Libya (kiri) memindahkan minyak mentah dari tanker Lanan milik Rusia di lepas pantai Karystos, Kepulauan Evia, Yunani, pada 29 Mei 2022. (Foto: voaindonesia.com/AFP/Angelos Tzortzinis)

TAGAR.id, Jakarta - Dengan ribuan sanksi yang telah dijatuhkan pada Rusia untuk menghambat ekonominya, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya kini sedang mengupayakan langkah terbaru untuk menghentikan mesin perang Rusia.

Selan itu AS dan sekutunya juga berupaya menghentikan kenaikan harga minyak dan bensin ke tingkat yang dapat menghancurkan perekonomian global.

Minyak, yang menjadi pilar utama pendapatan keuangan Kremlin, telah membuat ekonomi Rusia dapat bertahan meskipun terdapat larangan ekspor, sanksi dan pembekuan aset bank sentral.

Sekutu AS di Eropa berencana untuk mengikuti pemerintahan Biden dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan penggunaan minyak Rusia pada akhir tahun ini, sebuah langkah yang menurut beberapa ekonom dapat menurunkan pasokan minyak di seluruh dunia dan mendorong kenaikan harga hingga menyentuh 200 dolar AS per barel.

fasilitas minyak rusiaIlustrasi: Para pekerja tampak di fasilitas minyak Rusia di kawasan Transneft Kama, dekat Almetyevsk, Tatarstan, Rusia (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Washington dan para sekutunya ingin membentuk kartel pembeli untuk memaksa Rusia menerima harga minyak di bawah pasar. Para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) secara tentatif telah menyetujui untuk membatasi harga minyak Rusia.

Dalam bahasa yang sederhana, negara-negara yang menyetujui perjanjian tersebut akan membeli minyak Rusia dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.

Rusia tidak memberikan tanda apakah akan menyetujui perjanjian tersebut. Kremlin juga memiliki opsi untuk membalas langkah itu dengan menarik minyaknya dari pasar, yang akan menyebabkan lebih banyak gejolak.

Biaya energi yang tinggi telah membebani ekonomi dan mengancam persatuan di antara negara-negara yang menentang invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina, yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Presiden Joe Biden sudah menyaksikan popularitasnya menurun ke tingkat yang dapat merugikan peluang Partai Demokrat dalam pemilihan sela pada November 2022 mendatang.

Sementara itu, para pemimpin di Inggris, Jerman dan Italia sedang menghadapi gejolak ekonomi yang disebabkan oleh upaya untuk tidak membeli gas alam dan minyak asal Rusia.

menkeu amerikaFile: Menteri Keuangan AS Janet Yellen di sebuah acara di Washington, 13 April 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Gagasan di balik pembatasan tersebut adalah untuk menurunkan harga gas bagi konsumen dan membantu menghentikan perang di Ukraina. Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat ini sedang melawat ke negara-negara Indo-Pasifik untuk melobi proposal tersebut.

Di Jepang pada Selasa, 12 Juli 2022, Yellen dan Menteri Keuangan Jepang Suzuki Shunichi dalam pernyataan bersama mengatakan negara-negara telah sepakat untuk mengeksplorasi "kemungkinan batas harga yang sesuai." (my/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kesepakatan Uni Eropa Untuk Larang Sebagian Besar Impor Minyak Rusia
Para pemimpin Uni Eropa pada Senin, 30 Mei 2022, mendukung larangan sebagian besar impor minyak Rusia
0
AS dan Sekutu Ingin Batasi Harga Minyak Rusia untuk Hambat Invasi
AS dan sekutunya upayakan langkah terbaru untuk menghentikan mesin perang Rusia sambil berupaya menghentikan kenaikan harga minyak Rusia