Arief Yahya: Silakan ke Bali! Suasana Bali Ok

Arief Yahya: silakan ke Bali! suasana Bali ok. "Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality suasananya kondusif," ungkapnya.
Wisatawan domestik dan mancanegara memadati kawasan wisata Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (6/7/2018). Menurut Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, kondisi pariwisata di Pulau Dewata tetap aman dan tidak terdampak aktivitas vulkanik Gunung Agung yang terus mengalami erupsi. (Foto: Ant/Fikri Yusuf)

Jakarta, (Tagar 7/7/2018) – Di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Agung dalam beberapa hari terakhir, wisatawan domestik dan mancanegara pada Jumat (6/7) tetap memadati kawasan wisata Pantai Kuta, Badung, Bali.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga memastikan pariwisata Bali kondusif dan aman untuk dikunjungi.

"Silakan ke Bali! Suasana Bali ok, teman-teman netizen juga silakan memposting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Uluwatu, Nusa Penida, Tanah Lot, dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik," kata Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (3/7).

Aktivitas Gunung Agung Bali memang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Tercatat pada 3 Juli 2018 pukul 09.28 WITA, tinggi kolom abu teramati  2.000 m di atas puncak (5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini seperti dirilis Antara terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 3 menit 38 detik dan status Gunung Agung masih di Level III (Siaga).

"Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality dan sampai sekarang suasananya kondusif," ungkap Menpar Arief Yahya.

Suasana seperti ini, kata Menpar Arief Yahya, sebagai yang biasa dan pernah terjadi saat erupsi pertama pada 27 September 2017 juga sempat heboh. Namun, suasana di Bali sendiri kondusif dan tetap nyaman.

"Situasi on - off seperti ini memang kadang menyulitkan. Tetapi ya beginilah 'nature' dan 'culture'-nya Gunung Agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi erupsi," ujarnya.

Menurut dia, hal yang bisa dilakukan adalah melalukan antisipasi yang memang sudah disiapkan industri dan pemerintah.

Namun, Menpar Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius empat km dari puncak kawah.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada.

"Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Uluwatu, dan sebagainya," kata dia.

Dia berpendapat, sebenarnya pihak yang paling terganggu adalah penerbangan, karena sebaran debu vulkanik naik ke udara dan berpotensi mengganggu penerbangan pesawat.

Kalau di darat maupun di laut, tidak banyak terpengaruh. "Karena itu suasananya kondusif," ungkap Menpar Arief. (yps)

Berita terkait