Jakarta - Ketua Asosiasi Advance Simulator and Technology (Asitech) Indonesia, Rivira Yuana menyebutkan aplikasi lokal akan menyiasati masalah terkait sering disusupinya rapat atau webinar via zoom.
Ia mengatakan aplikasi buatan anak negeri masih menggunakan platform open source (sumber terbuka), Namun begitu, dia memastikan, aplikasi buatan anak negeri secara kustomisasi dapat menghasilkan keamanan data yang lebih baik.
"Dengan source code (naskah program) dikuasai anak negeri serta menggunakan server yang bisa dibuktikan terjamin keamanannya di Indonesia, akan memberikan tingkat secure yang lebih baik," kata Rivira melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tagar, Senin 8 Juni 2020.
Anak negeri harus segera menjawab persoalan ini [Zoom sering disusupi]. Kita harus segera tampil ke depan.
Pernyataan Rivira ini tak lepas dari isu keamanan yang menghantui pengguna aplikasi seminar daring seperti zoom. Antara lain, terjadinya penyusupan orang tidak dikenal saat video conference (Zoombombing), data pengguna bocor, hingga panggilan yang tidak dienkripsi end to end.
Kelemahan keamanan ini memicu sejumlah organisasi, perusahaan, pemerintah, lembaga pemerintah, dan sekolah melarang penggunaan zoom atau membatasi penggunaannya.
“Anak negeri harus segera menjawab persoalan ini. Kita harus segera tampil ke depan, agar aplikasi rancangan anak negeri bisa popular dan mengalahkan aplikasi-aplikasi bikinan luar yang memiliki pendanaan besar,” terangnya.
Momentum keresahan ini, kata Rivira, mesti dimanfaatkan web developer asal Indonesia secara optimal. Hal ini akan membuat pertambahan user experience (pengalaman pengguna) bisa secara eksponensial sehingga produk cepat menuju masa kematangannya.
"Jika angka user experience ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta pengguna, tentu aplikasi anak negeri akan lebih cepat mencapai skala ekonomis. Perusahaan pembuat aplikasi anak neger ini, juga bisa secara tidak langsung dapat ‘menjual’ jumlah pengguna aplikasi untuk menarik investor besar,” tambahnya.
Untuk itu, lanjut Rivira, diperlukan komitmen seluruh masyarakat Indonesia akan keberpihakan terhadap aplikasi bikinan lokal berupa sinergi dan kolaborasi berbagai pihak untuk memajukan karya anak negeri.
"Saat ini, aplikasi webinar dan video conference bikinan anak negeri tersebut sudah ada, tinggal didorong melalui sinergi dan kolaborasi banyak pihak untuk sama-sama mengembangkannya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia," ucapnya. []