Jakarta - Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa laju vaksinasi Covid-19 harus dipercepat menyusul munculnya varian baru Omicron yang disebut lebih menular dibandingkan varian virus sebelumnya.
"Percepatan harus kita lakukan, apalagi kalau ada varian Omicron," Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi dalam diskusi daring mengenai vaksinasi, Selasa, 30 November 2021.
Nadia memaparkan, perkembangan vaksin Covid-19 di Indonesia yaitu dosis pertama mencapai 66,8 persen, sedangkan cakupan vaksinasi dosis kedua 45,6 persen. Untuk vaksinasi kelompok lansia dosis pertama 52 persen, sementara vaksinasi lansia dosis kedua baru 34 persen.
Jika dilihat dari sebarannya, cakupan vaksinasi Covid-19 masih terjadi ketimpangan. Saat ini baru ada lima provinsi yang cakupan vaksinasi lansianya sudah di atas 60 persen yaitu DKI Jakarta, Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Tengah.
Menurut Nadia, vaksinasi kelompok lansia inilah yang perlu dikebut karena kelompok lansia merupakan yang paling rentan apabila terinfeksi Covid-19, karena angka kematian kasus Covid-19 pada lansia lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan dengan kasus kematian pada kelompok usia muda.
Nadia mengatakan, pemerintah menargetkan vaksinasi dosis pertama mencapai 77 persen pada akhir Desember 2021, sedangkan target 55 persen untuk cakupan vaksinasi dosis kedua secara nasional.
"Tapi harapannya kalau kita bisa sama-sama percepat sedikit, maka dosis satu bisa 80 persen, dosis kedua bisa 60 persen," ujarnya.
Nadia juga mencatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia belum banyak menggunakan vaksin non Sinovac, karena banyaknya masyarakat yang merasa takut akan efek samping terhadap vaksin di luar Sinovac. []