Antisipasi Lonjakan Pengungsi Merapi, Siapkan Barak Gayam

Barak Gayam di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pengungsi Merapi.
Suasana barak pengungian di Balai Desa Glagahharjo, Cangkringan, Sleman. Jika terjadi lonjakan pengungsi, barak Gayam siap difungsikan. (Foto: Dok. ACT DIY)

Sleman - Sejumlah warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta memilih tinggal di rumahnya masing-masing dari pada mengungsi. Alasanya, mereka lebih nyaman tinggal di rumah.

Mengingat aktivitas Gunung Merapi terus meningkat setiap harinya, pemerintah setempat tidak ingin ambil risiko jika terjadi erupsi yang nantinya bisa saja menimpa warga. Oleh karena itu, Barak Gayam siap untuk ditempati.

Baca Juga:

Camat Cangkringan Suparmono, mengatakan barak Gayam sudah siap untuk menerima pengungsi. Khususnya, warga dari wilayah Kalitengah Kidul Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. "Barak Gayam sudah sangat siap untuk menerima pengungsi,” kata Suparmono saat dikonfirmasi, Rabu, 25 November 2020.

Bukan tanpa alasan Barak Gayam siap dijadikan tempat pengusian. Hal ini menindaklanjuti adanya warga yang merasa lebih nyaman di rumah. “Barak Gayam disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan pengungsi,” ucapnya.

Barak Gayam sudah sangat siap untuk menerima pengungsi.

Barak Gayam sendiri mampu menampung sekitar 360 orang. Barak ini memiliki dua bagian, yakni aula barak, SDN Glagaharjo, SMP Sunan Kalijaga, dan sejumlah rumah warga.

Baca Juga:

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo memberi perhatian serius terhadap kesehatan pengungsi khusunya dari kelompok rentan. Pihaknya sebelumnya mengatakan penanganan yang dilakukan oleh petugas kesehatan bagi pengungsi yang mengeluhkan soal kesehatannya masih bisa ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes) yang ada di pos kesehatan. 

Ketersediaan obat juga masih dalam kategori aman. Artinya, stok obat masih memadai untuk mencukupi kebutuhan pengungsi. "Obat masih sangat memadai. Masih menggunakan obat-obatan reguler dinas kesehatan. Vitamin juga masih banyak,” katanya. []

Berita terkait
Penjelasan TNGM soal Jejak Kaki Macan Tutul di Lereng Merapi
Taman Nasional Gunung Merapi merespons beredarnya pemberitaan jejak kaki Macan Tutul terlihat di lereng Merapi akhir-akhir ini. Begini faktanya.
BPPTKG Catat Gempa Guguran Merapi Sebanyak 33 Kali
BPPTKG mencatat pada 23 November 2020 tercatat 33 kali guguran gempa. Sembilan di antaranya terdengar lemah hingga keras.
Penjelasan BPPTKG soal Guguran Lava 1954 di Puncak Merapi
Gunung Merapi terjadi guguran dari tebing lava 1954 yang berada di dinding kawah utara. Warga diminta tetap tenang.