Anies Baswedan: Ramadan 2020 Mirip Zaman Nabi Muhammad

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Ramadan tahun 2020 mirip zaman Nabi Muhammad SAW.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, meminta kepada warga ibu kota agar Salat Jum\\'at ditiadakan sementara waktu hingga 2 pekan mendatang, Kamis, 19 Maret 2020. (Foto: Antara/Ricky Prayoga)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan perpanjangan waktu kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di Jakarta bersamaan dengan hari pertama bulan puasa Ramadan tahun 2020, yaitu pada Jumat 24 April 2020. Dia mengatakan Ramadan kali ini mirip zaman Nabi Muhammad SAW.

"Bulan puasa kali ini akan berbeda bagi begitu banyak kita termasuk saya pribadi termasuk pak wagub dan kita semua," kata Anies yang didampingi Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Rabu, 22 April 2020.

Pada saat itu semua tidak dikerjakan di masjid, sempat Tarawih di masjid tapi kemudian Tarawih di rumah. Buka puasa juga di rumah.

Jika menengok tradisi Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya, kata Anies, masjid merupakan pusat kegiatan dan ibadah. Mulai dari sahur, salat Subuh hingga buka puasa dan salat Tarawih bersama diselenggarakan di masjid.

"Masjid adalah sentralnya, puasa kali ini akan jadi berbeda karena kita semua akan melakukan kegiatan itu di rumah. Iftar (buka puasa) tak lagi kita ada buka puasa bersama (di masjid) kali ini, buka puasa di rumah bersama keluarga, Tarawih dilakukan bersama keluarga di rumah bukan lagi di masjid," katanya.

Baca juga: 

Anies mengatakan, Ramadan kali ini mungkin mirip dengan Ramadan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, semua kegiatan belum berpusat di masjid.

"Pada saat itu semua tidak dikerjakan di masjid, sempat Tarawih di masjid tapi kemudian Tarawih di rumah. Buka puasa juga di rumah, kegiatan peribadatan di rumah. Kali ini kita mendapatkan kesempatan untuk memasuki bulan suci Ramadan dalam suasana yang mirip dengan suasana itu," tutur dia.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berharap perang melawan pandemi corona atau Covid-19 tetap berlanjut selama Ramadan. Masyarakat tetap berdisiplin menjalankan PSBB dengan tidak membuat keramaian.

"Ini adalah sebuah bulan yang suci, sekaligus juga sebuah periode yang amat berbeda dengan yang lain-lain. Karena itu saya ingin menyampaikan kepada semua mari kita jalankan ibadah di bulan suci Ramadan itu dengan juga menjaga, mencegah penularan Covid-19," katanya.

Pada jumpa pers kali ini, Anies mengingatkan terkait tradisi mudik sebelum lebaran. Mengutip instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Anies meminta warganya tidak meninggalkan Jakarta dengan alasan pulang kampung.

"Bagi seluruh masyarakat di Jakarta saya ingin sampaikan sesuai dengan Instruksi Presiden, bahwa kita tidak meninggalkan tempat kita tinggal dan bepergian keluar, mudik atau meninggalkan Jakarta, karena punya potensi penularan yang amat besar," katanya.

Anies berharap tradisi mudik dalam umat Islam dihentikan sementara pada tahun ini. Langkah ini dilakukan demi menahan laju penyebaran virus yang telah mematikan 635 jiwa di Indonesia per 22 April 2020.

"Pesan ini sekaligus juga pesan yang sudah menabung tabungan (untuk mudik) ditahan dulu sekarang, kita melewati masa-masa yang amat menantang minggu-minggu ke depan, mudah-mudahan dengan kedisiplinan kita apalagi memasuki bulan suci Ramadan kita bisa mengendalikan pergerakan penularan ini dengan sebaik-baiknya," tutur dia.[]

Berita terkait
Operasi Ketupat 2020 Dimajukan, Motor-Mobil Mudik Distop!
Operasi Ketupat 2020 serentak mulai Jumat, 24 April 2020 bakal memulangkan pemudik motor dan mobil pribadi ke titik keberangkatan masing-masing.
Pemerintah Larang Mudik, PT KAI Refund Tiket 100%
PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan pengembalian uang tanpa potongan kepada pemudik lebaran yang membatalkan perjalanan.
Sah! Jokowi Larang Masyarakat Mudik Lebaran 2020
Presiden Jokowi resmi melarang mudik Lebaran tahun 2020 untuk seluruh masyarakat Indonesia.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.