Jakarta - Selebritas Tanah Air memaknai hari raya Natal dengan beragam cara, salah satunya penyanyi Anggun C Sasmi yang mengenang performanya saat membawakan lagu 'Malam Kudus' (Silent Night), saat dirinya tampil di Vatikan beberapa waktu lalu.
Saya pernah dianjurkan untuk tidak memberi tahu tentang agama saya agar agama-agama lain yang menjadi mayoritas tidak merasa terganggu
Dalam laman Instagram-nya, pelantun 'Shine' itu mengunggah kompilasi video saat menyanyi di Concerto, Natale, Vatikan, Italia, atas undangan Paus Yohannes, Paus Benediktus dan Paus Fransiskus.
Pada cuplikan video tahun 2014 misalnya, Anggun membawakan lagu 'Malam Kudus' diiringi Sinfonica Nazionale della RAI Orchestra yang dipimpin Steven Mercurio, lalu I Piccoli Musici yang dipimpin Maestro Mario Mora dan the Choir Academy of Nazionale di Santa Cecilia oleh Ciro Visco.
Perempuan berusia 45 tahun itu setidaknya sudah lebih dari tiga kali tampil bernyanyi dalam konser Natal di Italia. Dia menyebut momen ini sebagai kehormatan seumur hidup untuknya.
"Ini adalah cuplikan dari penampilan saya di #ConcertoDiNatale, sejak pertama kali saya berusia 27 tahun, yang kedua di tahun 2007 hanya 1 bulan setelah saya melahirkan putri saya, dan beberapa pertunjukan lagi selama bertahun-tahun dengan suara Ronan yang indah Keating, Luca Barbarossa dan Michael Bolton tetapi juga bernyanyi solo," tulis Anggun dilansir Antara.
Dia lalu mengucapkan selamat Natal dalam empat bahasa, termasuk bahasa Indonesia untuk mereka yang merayakannya.
Baca juga: Pesan Natal Paus Fransis: Tuhan Masih Mencintai Kita
Pada Agustus 2019 lalu, Anggun sempat menceritakan kisahnya sebagai pemeluk agama Islam yang menjadi minoritas di negara tempatnya tinggal yaitu Prancis.
"Saya tinggal di Paris, saya Muslim dan minoritas di negeri Prancis," ucap Anggun di kolom komentar Instagram miliknya @anggun_cipta seperti dikutip Tagar pada Minggu, 25 Agustus 2019.
Juri Asia's Got Talent 2015 itu mengatakan, saat awal meniti karir di Prancis ia tidak dianjurkan untuk mengatakan bahwa dirinya seorang muslim di negara dengan mayoritas non-muslim.
"Saya pernah dianjurkan untuk tidak memberi tahu tentang agama saya agar agama-agama lain yang menjadi mayoritas tidak merasa terganggu," kata dia.
Anggun mengaku anjuran tersebut membuatnya mengerti tentang minoritas. Ia juga mulai berempati pada mereka yang harus terus mengalah agar tidak dikatakan mengganggu oleh pihak lain.
"Dari sini lah saya mulai mengerti arti kata 'minoritas' karena sangat merasakannya, dan hingga saat ini saya selalu mempunyai empati kepada mereka yang harus terus mengalah supaya tidak 'mengganggu' yang jumlahnya lebih banyak. Lebih banyak belum tentu berarti benar," tutur Anggun C Sasmi. []
