Ancaman Reshuffle di Kabinet Jokowi Hanya Sesaat

Ray Rangkuti menilai ancaman reshuffle yang disuarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju hanya kemarahan sesaat.
Cincin pernikahan Joko Widodo dengan Iriana seharga 24 ribu rupiah tahun 1986. (Foto: Instagram/jokowi)

Jakarta - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai ancaman reshuffle yang disuarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju hanya kemarahan sesaat.

Dia mengatakan, di masa kepemimpinannya, Jokowi kerap mengatakan hal tersebut. Namun, ancaman perombakan itu baginya hanya gertak sambal.

Tapi baiklah, kita cermati dalam dua atau tiga bulan ke depan. Selalu ada arah angin berbalik

"Sejak periode pertama kepemimpinan beliau, dua hal ini juga pernah terjadi: berkata keras dan menyiratkan akan melakukan reshuffle. Tapi, biasanya hanya berlaku sesaat dan setelah itu akan kembali sunyi. Kalaupun reshuffle dilakukan, tak selalu seperti yang dimarahkan," katanya melalui siaran pers yang diterima Tagar, Senin, 29 Juni 2020.

Dia berpandangan, ancaman perombakan yang dikatakan Jokowi bukanlah hal yang baru. Menurutnya, unggahan video rapat kabinet itu disebar karena kinerja pembantunya masih terlihat biasa saja.

Baca juga: Menteri Non Partai Rawan Reshuffle Presiden Jokowi

"Mungkin karena itulah, dalam 10 hari setelah beliau menyatakan pandangan kerasnya, langkah menteri seperti berlaku biasa saja. Dan mungkin karena itu pulalah, rekaman pidato tersebut akhirnya diunggah ke media sosial resmi istana justru setelah 10 hari berlalu. Kalau ada yang baru, unggahan inilah yang baru. Yang menandakan bahwa kemungkinan belum ada perubahan signifikan dalam kinerja kabinet," ujarnya.

Ray berpendapat, lambannya kinerja kabinet ini tidak bisa melulu dilihat sebagai kegagalan para menteri itu.

"Saya kira ada sebab dari presiden sendiri yang selalu menekankan agar tidak membuat gaduh. Agar dalam menghadapi Covid-19 ini tak memperlihatkan sikap panik. Bahkan dikesankan sebagai sesuatu yang biasa dan akan dapat kita lalui dengan cara biasa yang dimodifikasi," kata dia.

Baca juga: Mau Reshuffle, Ini 3 Sektor yang Buat Jokowi Jengkel

"Sejak awal presiden menyatakan bahwa Covid-19 telah masuk ke Indonesia, kesan menghadapinya dengan cara biasalah itu yang umumnya tertanam dibenak banyak orang," tambahnya.

Dia menjelaskan, adanya peringatan Jokowi untuk melakukan reshuffle bukanlah sesuatu yang tergesa-gesa.

"Di periode pertama pak Jokowi, beliau juga melakukan reshuffle setelah satu tahun masa bakti periode pertamanya. Jadi ada kemungkinan reshuffle ini akan dilakukan setelah satu tahun masa periode kedua beliau," katanya.

Pandangannya, pada Oktober 2020 adalah masa satu tahun pemerintahan Jokowi di periode kedua ini. Dia mengakatakan, kemungkinan reshuffle akan dilaksanakan sekitar Desember atau awal Januari 2021.

"Saya kira faktor reshufflenya bukan saja karena kelambanan kinerja kabinet merespon wabah Covid-19 tapi memang soal kinerja mereka umumnya sejak hari pertama dilantik sebagai menteri," ucapnya.

Ray mengaku, ada tiga posisi kementerian yang patut dicermati dalam melakukan reshuffle, yakni mulai dari ketidakpuasan cukup dalam pada presiden dibidang ekonomi.

"kita selama 3 bulan terakhir dan kemampuan mereka menjawab tantangan resesi dunia. Kedua, kementerian yang berhubungan langsung dengan penanganan Covid-19. Menkes dan Mensos masuk dalam pos ini. Dan yang terakhir yang berhubungan dengan penegakan hukum. Tiga pos inilah kemungkinan akan jadi bidikan untuk di reshuffle oleh presiden. Tapi baiklah, kita cermati dalam dua atau tiga bulan ke depan. Selalu ada arah angin berbalik," kata dia. []

Berita terkait
Terawan Membisu Saat Jokowi Marah Soal Kesehatan
Menteri Terawan di ujung tanduk. Jokowi menyinggung reshuffle setelah menyebut buruknya laporan kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19
Jokowi Gusar Soal Kesehatan, Terawan Bakal Dicopot?
Jokowi marah terkait lambatnya stimulus kesehatan terdistribusikan. Presiden mengancam reshuffle.
Jokowi Marah dalam Rapat Kabinet: Saya Jengkel!
Presiden Jokowi berang di hadapan para menterinya. Ia kecewa dengan kerja pembantunya menangani pandemi Covid-19
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi