Ammarsjah Purba: Dari Semua Kandidat, Hanya Ganjar yang Dekat dengan Rakyat

Ammar mengatakan figur Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa ini dapat mengisi segala ruang-ruang yang menjadi kekurangan dari figur Jokowi
Ketua Dewan Pengarah Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Ammarsjah Purba

TAGAR.id, Jakarta - Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud Ammarsjah Purba mengaku figur Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah kandidat yang paling dekat dengan rakyat sebagai penerus Jokowi.

"Kalau mau jujur pakai rasio akal pikiran kita coba dari ketiga calon kandidat siapa yang paling mirip dengan Pak Jokowi? Siapa yang paling dekat dengan rakyat?," kata Ammar dalam diskusi podcast, Sabtu, 11 November 2023.

"Enggak ada kandidat lain yang bisa begitu bonding dengan rakyatnya. Kalau kemudian kita melihat karakteristik dari Pak Jokowi, enggak ada satupun yang bisa mengimbangi kemiripan dari Pak Ganjar," sambung Ganjar.

Kemipiran Ganjar dengan Jokowi yakni mampu membaur dengan rakyat melalui gaya-gaya blusukannya. Keduanya juga berasal dari partai dan lulusan kampus yang sama.

"Kemudian basis ideologi, sama-sama di PDI Perjuangan. Terakhir Secara intelektual mereka sama-sama dari perguruan tinggi yang sama. Kalau ditanya rekam jejak sama-sama pernah jadi gubernur jadi enggak ragulah kita bahwa yang bisa melanjutkan legacy itu harusnya adalah Pak Ganjar," katanya.

"Dan saya yakin seribu persen kalau ditanya jujur, saya enggak tau motif yang lain ya, Pak Jokowi disuruh memilih siapa yang paling mungkin bisa melanjutkan agenda dia? Ya cuma Pak Ganjar," tegasnya.

Ammar mengatakan figur Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa ini dapat mengisi segala ruang-ruang yang menjadi kekurangan dari figur Jokowi itu sendiri.

"Tentu banyak ya kekurangan di Pak Jokowi. Kita kan harusnya bisa mengisi kekurangan itu di sisi Pak Ganjar dengan melihat apa yang sudah dilakukan," katanya.

Di sisi lain Ammar khawatir, Jokowi saat ini tengah mendepankan sikap yang mengarah kepada perasaan dibandingkan rasionalitasnya. "Saya khawatir akhir-akhir ini Pak Jokowi lebih banyak menggunakan rasa dibandingkan rasionalnya. Dari awal saya sudah bilang kita mendukung Pak Jokowi dengan rasional," katanya.

Di satu sisi pihaknya juga tidak yakin dan percaya menitipkan agenda politiknya kepada sosok Prabowo Subianto yang menurutnya tak pernah sejalan baik pandangan politik ataupun pandangan hidupnya.

"Saya enggak yakin saya bisa menitipkan agenda itu kepada Pak Prabowo misalnya yang jelas-jelas sejarah hidup saya selalu bertentangan dengan beliau. Selalu tidak sama, agenda politik tidak sama dan seusia Pak Prabowo itu, seusia kita lah kalau sudah mature enggak mungkin berubah. Karakter tuh enggak mungkin berubah," katanya.

"Dicoba untuk sayang kucing pun enggak akan merubah apa-apa itu. Itukan cuma gimik ya, watak asli kan pasti akan ada dan itu pasti akan beda dengan karakter yang diinginkan oleh rakyat untuk bisa memimpin republik ini," katanya.

Polemik Putusan Mahkamah Konstitusi

Ammar mengaku sangat prihatin dengan adanya polemik yang kini menyoroti putusan MK yang dinilai menguntukan satu pihak tertentu untuk kepentingan politik semata.

"Keprihatin yang sangat dalam sebenarnya. Kita sudah lama menangkap tanda bahwa kekuasaan ini sudah terlalu jauh campur ke instrumen yudikatif ya walaupun kita secara teori percaya dengan trias politica, pembagian kekuasan," jelas dia.

"Dan kesan campurnya itu terlalu jauh. Apalagi kalau keputusannya itu hanya menguntungkan satu orang, Gibran. Jadi kalau kita bilang mencoba menutup-nutupi, saya pernah dalam fase denial, di jidat saya ini sudah ada jidat Jokowi gitu lho. Tiga kali saya ikut dalam pertarungan itu dan satu kali saya enggak ikut," katanya.

Ditegaskannya, Ammar mengakui merasa bersalah atas dirinya untuk melaksanakan perintah langsung untuk membantu pemenangan pilkada di Medan, Sumatera Utara meskipun hati kecilnya bertentangan.

"Dan dosa saya yang paling besar itu adalah, saya tidak terlalu nyaman sebenarnya waktu saya diperintahkan untuk bantu Bobby di Medan. Perintahnya langsung. Pada saat itu saya juga melihat ada yang enggak benar sebenarnya kalau presiden ini mengusulkan anak, menantu, rasanya kurang pas," ungkapnya.

Ditegaskan Ammar, meskipun hal tersebut tak dilarang UU, namun perlu dipertanyakan dari sisi etika dan moral.

"Apa boleh? Secara UU boleh. Semua hak warga negara. Azas kepatutannya yang waktu itu sebenarnya saya pertanyakan. Tapi its okelah selama tidak bertentangan dengan UU saya masih bisa tanda petik mentolerir walaupun dengan berat hati pada waktu itu," katanya.

"Saya enggak ikut-ikut urusan Gibran di Solo tapi saya sedikit agak bantulah dan itu seseuatu yang juga saya sesali karena kemudian ini berdampak pada eskalasi yang keinginannya terus makin lama makin tinggi. Saya ikut membantu menyesatkan situasi itu. Itu saya menyesal sebenarnya," ujarnya.[]

Berita terkait
Suhartoyo Terpilih Jadi Ketua MK Gantikan Anwar Usman, Ganjar: Bisa Membawa Marwah MK Kembali
Hakim Konstitusi Suhartoyo terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman. Begini respon capres Ganjar Pranowo.
Soal Ganjar Usul KPI Kabinet, Golkar: Kita Baru Mau Cerita Pilpres Sudah Cerita Menteri
Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus menanggapi pernyataan bacapres Ganjar Pranowo yang mengusulkan adanya indikator kinerja utama KPI Kabinet.
Ramai Isu Muhammadiyah Bali Dukung Ganjar, Ketua Pemuda Muhammadiyah Bali: Bukan Bagian dari Kami!
Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah Bali M. Syobri menyampaikan klarifikasi atas isu dukungan Muhammadiyah Bali kepada Ganjar-Mahfud.
0
Ammarsjah Purba: Dari Semua Kandidat, Hanya Ganjar yang Dekat dengan Rakyat
Ammar mengatakan figur Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa ini dapat mengisi segala ruang-ruang yang menjadi kekurangan dari figur Jokowi