Amerika Mendesak China Untuk Bantu Atasi Kekerasan Myanmar

AS "sangat sedih" dengan penumpasan brutal terbaru terhadap demonstran antikudeta di Myanmar dan menyerukan China bantu hentikan kekerasan
Pengunjuk rasa anti-kudeta berlindung untuk mencegah personel keamanan masuk selama demonstrasi di Yangon, Myanmar, Kamis, 4 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Ned Price, mengatakan AS "sangat sedih" dengan penumpasan brutal terbaru di Myanmar dan menyerukan agar China ikut membantu menghentikan kekerasan itu.

Seruan ini disampaikan sehari setelah munculnya beberapa video yang menunjukkan pasukan keamanan menembak seseorang dari jarak dekat dan mengejar serta memukuli demonstran dengan kejam. Tiga puluh delapan orang demonstran tewas.

Tanggapan internasional terhadap kudeta tersebut sejauh ini dianggap kurang memadai, tetapi banyaknya video yang beredar di internet yang menunjukkan pasukan keamanan secara brutal menarget pengunjuk rasa dan warga sipil lainnya memicu seruan-seruan untuk tindakan lebih jauh.

Utusan PBB Schraner Burgener mengatakan pasukan keamanan juga telah menangkap sekitar 1.200 orang, termasuk wartawan. Lebih dari 500 anak diperkirakan termasuk di antara mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, kata UNICEF hari Kamis, 4 Maret 2021.

angelAngel meninggal akibat tembakan aparat Myanmar saat ikut demonstrasi menentang kudeta militer, Rabu, 3 Maret 2021 (Foto: bbc.com/indonesia – Reuters)

Wartawan tersebut termasuk Thein Zaw dari The Associated Press. Zaw dan lima anggota media lainnya didakwa melanggar undang-undang keselamatan publik yang bisa membuat mereka dipenjara hingga tiga tahun.

Video penangkapan Thein Zaw pada hari Sabtu, 27 Februari 2021, menunjukkan lehernya dipiting sebelum ia dibawa pergi.

gambar freePara pengunjuk rasa mengenakan topeng sosok Aung San Suu Kyi, dalam aksi protes di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021 (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters).

Kudeta tersebut mengubah drastis kemajuan lamban selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar, yang selama lima dekade berada di bawah pemerintahan militer yang ketat, yang menyebabkan isolasi dan sanksi internasional.

Ketika para jenderal melonggarkan cengkeraman mereka dalam beberapa tahun terakhir, komunitas internasional mencabut sebagian besar sanksi dan menggelontorkan investasi (my/em)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Duka Myanmar untuk Remaja Kyal Sin yang Mati Ditembak Aparat
Everything will be OK tulisan di kaos Kyal Sin, remaja perempuan yang ditembak mati aparat pada demonstrasi anti kudeta militer
Myanmar Memanas WNI Nonesensial di Myanmar Segera Pulang
KBRI Yangon, Myanmar, menetapkan kondisi keamanan Siaga II, WNI nonesensial diminta segera pulang ke Tanah Air
Indonesia Kecam Kekerasan Terhadap Demonstran di Myanmar
Pemerintah Indonesia mengatakan "sangat prihatin" dengan meningkatnya kekerasan di Myanmar dan serukan aparat keamanan menahan diri
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck