Amerika dan Eropa Minta Alexei Navalny Segera Dibebaskan

Pejabat AS dan Uni Eropa mengecam penahanan Alexei Navalny di Rusia dan menuntut agar Navalny segera dibebaskan
Alexei Navalny keluar dari pintu pesawat di bandara Sheremetyevo, Moskow (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mengecam penahanan Alexei Navalny di Rusia dan menuntut agar ia "segera dibebaskan." Pengeritik keras pemerintahan Presiden Vladimir Putin itu ditahan setibanya di Moskow dari Jerman, 17 Januari 2021.

Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Joe Biden, mengeritik Moskow dan menyebut penangkapan Alexei Navalny "bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi penghinaan terhadap rakyat Rusia yang ingin suara mereka didengar."

"Saudara Navalny harus segera dibebaskan, dan para pelaku serangan keji atas nyawanya harus dimintai pertanggungjawaban," tulis Jake Sullivan di Twitter hari Minggu, 17 Januari 2021.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mencuit di Twitter: "Penahanan Alexey Navalny setibanya di Moskow tidak dapat diterima. Saya minta pihak berwenang Rusia untuk segera membebaskannya."

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell lewat Twitter mengatakan, "politisasi peradilan tidak dapat diterima."

1. Seruan Sanksi Eropa Terhadap Moskow

Prancis menyatakan "keprihatinan mendalam" atas penahanan Alexei Navalny. "Bersama dengan mitra Eropa kami, (Prancis) mengikuti situasinya dengan kewaspadaan terbesar dan menyerukan pembebasannya segera," kata kementerian luar negeri Prancis dalam sebuah pernyataan. Beberapa negara Eropa menuntut pemberlakuan sanksi terhadap Rusia.

navalnyFoto yang diambil dari video tampak petugas berbicara dengan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, sebelum membawanya, di Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia, 17 Januari 2021. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan, pihak berwenang Rusia melakukan "kampanye tanpa henti" untuk membungkam Navalny.

"Penangkapan Navalny adalah bukti lebih lanjut bahwa pihak berwenang Rusia berusaha membungkamnya. Penahanannya hanya menggarisbawahi pentingnya tuntutan untuk menyelidiki tuduhan bahwa dia diracun oleh agen-agen negara yang bertindak atas perintah dari tingkat tertinggi," kata Natalia Zviagina, Direktur Amnesty International Moskow.

2. Rusia Tolak "Campur Tangan Asing"

Polisi menahan Alexei Navalny pada hari Minggu, 17 Januari 2021, di Bandara Sheremetyevo Moskow kurang dari satu jam setelah dia tiba dari Jerman. Pesawat itu rencananya mendarat di bandara Moskow lainnya, Vnukovo, di mana beberapa ratus pendukung dan media sedang menunggu. 

Namun, pada menit-menit terakhir, pesawat itu dialihkan ke Bandara Sheremetyevo. Beberapa rekan Navalny yang menunggu di bandara juga ditahan, termasuk aktivis Moskow Lyubov Sobol. Navalny berada di Jerman untuk menjalani perawatan setelah diracuni dengan agen saraf Novichock di Rusia, Agustus 2020.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam sebuah unggahan di Facebook menuntut para pemimpin asing untuk "menghormati hukum internasional" dan "menangani masalah di negara Anda sendiri".

Penjara Rusia yang mengeluarkan perintah eksekusi penahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan, Alexei Navalny ditahan karena "beberapa pelanggaran" atas hukuman percobaan dari tahun 2014, dan menambahkan bahwa "dia akan tetap ditahan" sampai ada keputusan baru dari pengadilan [hp/rap (afp, rtr, dpa)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Diduga Diracun, Politikus Rusia Alexei Navalny Koma
Politikus oposisi sekaligus pengkritik paling vokal pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny saat ini tengah terbaring koma.
Tokoh Politik Rusia Alexei Navalny Ditangkap di Moskow
Politisi oposisi dan pengkritik pemerintah Rusia, Alexei Navalny, ditangkap setibanya di Moskow dari Jerman pada Minggu, 17 Januari 2021, malam
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.