Amerika Beri Kemudahan Urus Visa Bagi Perempuan Afghanistan

Amerika pertimbangkan berikan kemudahan pengurusan visa untuk perempuan Afganistan, Kanada berusahan merelokasi ratusan warga Afghanistan
Seorang perempuan Afganistan tengah menunggua bantuan Covid-19 di tengah penguncian kota Kabul, 21 April 2021 (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah mempertimbangkan memberikan kemudahan pengurusan visa bagi perempuan Afganistan yang jadi target Taliban. Pemerintah Kanada juga tengah berusaha untuk merelokasi ratusan warga Afganistan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden tengah mempertimbangkan untuk memberikan percepatan pengurusan visa untuk warga Afganistan yang rentan termasuk politisi perempuan, jurnalis, dan aktivis yang mungkin menjadi target dari Taliban, demikian kata para pejabat AS dilansir Kantor Berita Reuters, 8 Juli 2021.

Sejumlah kelompok HAM telah meminta Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih untuk menambah kuota visa khusus hingga 2.000 visa untuk prempuan yang rentan dari persekusi, untuk mengembangkan kebijakan rencana mengevakuasi ribuan warga Afganistan setelah penarikan pasukan militer AS bulan ini.

Salah seorang pejabat AS mengatakan, pemerintah tidak hanya mempertimbangkan perempuan yang berada di bawah ancaman, tetapi juga pria dan mereka yang memiliki profesi berisiko tinggi.

"Nyawa mereka terancam," kata Teresa Casale, direktur advokasi Daftar Mina, kelompok yang mengadvokasi representasi perempuan dalam pemerintah di seluruh dunia. "Pemimpin perempuan sedang aktif ditargetkan dan dibunuh oleh pasukan Taliban. Mereka menerima ancaman dan keselamatan mereka terancam setiap hari."

Kelompok HAM juga merekomendasikan agar AS secara aktif melancarkan diplomasi ke negara lain untuk menyelamatkan warga Afganistan.

shakilaShakila Zareen, perempuan Afghanistan yang ditembak suaminya di wajah, bersama Perdana Menteri Kanada. (Foto: voaindonesia.com/Courtesy)

Gedung Putih hingga berita ini diturunkan belum memberikan komentar terkait rencana ini.

Dilaporkan keselamatan polisi wanita, pekerja media, hakim, dan tenaga kesehatan di Afganistan terancam, setelah pasukan militer negara-negara Barat mulai meninggalkan negara di Hindu Kush itu. Di bawah kendali Taliban, perempuan dilarang mengenyam pendidikan dan bekerja. Kaum perempuan juga wajib menutup tubuh mereka sepenuhnya dan tidak dapat meninggalkan rumah tanpa ditemani suami atau saudara laki-laki.

Kanada siap relokasi warga Afganistan. Kanada juga tengah berencana untuk merelokasi ratusan warga Afgnistan yang terancam, antara lain penerjemah, staf kedutaan beserta keluarga mereka di tengah penarikan mundur pasukan AS di negara itu.

Mereka kini menyatakan keinginan untuk hengkang dari Afganistan, dan pemerintah Kanada saat ini tengah mencari cara untuk membawa mereka keluar negara itu, demikian kata seorang pejabat pemerintah yang tidak ingin disebutkan namanya, 7 Juli 2021.

korban afghanistanPerempuan Afghanistan, Shakila Zareen, korban kekerasan dalam rumah tangga, kini tinggal di Kanada. (Foto: voaindonesia.com/VOA)

Kekhawatiran muncul akan serangan balas dendam dari Taliban kepada mereka yang bekerja untuk negara-negara Barat, begitu pasukan AS sepenuhnya meninggalkan Afganistan. Total ada 235 staf kedutaan besar dan penerjeman beserta keluarga mereka, kata sumber itu.

Sebelumnya, kelompok HAM Human Rights Watch meminta negara-negara yang terlibat dalam operasi militer di Afganistan termasuk Kanada, untuk "segera mempercepat" pemrosesan visa dan relokasi untuk warga Afganistan yang bekerja sebagai penerjemah.

"Warga Afganistan yang bekerja dengan pasukan asing atau kedutaan besar menghadapi risiko besar pembalasan dendam dariTaliban," ujar Direktur Asosiasi Asia HRW, Patricia Gossman [rap/as (Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Militer AS Tinggalkan Ribuan Mobil di Pangkalan Udara Bagram Afghanistan
Militer AS angkat kaki diam-diam dari Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan tinggalkan ribuan mobil dan ratusan kendaraan lapis baja
Pasukan Amerika Pulang Afghanistan Tertimbun di Bawah Sampah
Pangkalan Udara Bagram jadi markas besar pasukan Amerika di Afghanistan selama hampir 20 tahun, markas militer itu telah kosong tinggalkan sampah
Presiden Biden Janji Bantu Afghanistan Secara Berkelanjutan
Di tengah-tengah penarikan pasukan AS dari Aghanistan, Presiden Biden menjanjikan kemitraan AS-Afghanistan yang "berkelanjutan"
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.