Ambon Internasional Music Festival Wujudkan Kota Musik Dunia

Grup asal negeri Belanda Bersama Band (eks Massada band) akan hadir dalam Ambon Internasional Music Festival 2017 pada 26-28 Oktober di Lapangan Merdeka.
Ambon menuju kota musik dunia. (Foto: Ist)

Ambon, (Tagar 20/10/2017) – Grup asal negeri Belanda Bersama Band (eks Massada band) akan hadir dalam Ambon Internasional Music Festival 2017 yang digelar pada 26-28 Oktober mendatang di Lapangan Merdeka.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Ambon Henry Sopacua mengatakan, Ambon Internasional Music Festival digelar setiap tahun sebagai upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia.

Tahun ini selain menampilkan Bersama Band juga Boy dan Monica Akihary, grup acapella Ambon "Forestry", grup band Softeast, JP band, Nanala Voice dan Amadeus Choir.

"Rangkaiannya akan dimulai hari ini Jumat (20/10) dengan malam badonci (dansa) bersama di Aula Xaverius, dilanjutkan 25 Oktober konser Bersama band di cafe sibu-sibu dan konser yang akan dilakukan 26- 27 Oktober di lapangan merdaka," kata Henry Sopacua di Ambon, Kamis (19/10).

Ia menyatakan, selain konser musik juga akan dilaksanakan Acapella competition atau "Acapella in the city". Kegiatan festival accapela ini baru pertama kali digelar di Indonesia.

"Kita berupaya menampilkan sesuatu yang berbeda, kita mau menonjolkan kualitas vokal baik peserta dari Ambon maupun luar Ambon," ujarnya.

Tercatat sampai saat ini sebanyak 24 peserta telah mendaftar di antaranya satu grup dari Filipina dan Belanda, sedangkan sisanya merupakan peserta dari Ambon dan luar kota Ambon.

Pendaftaran lomba terhitung dimulai sejak 2 Mei hingga 20 Oktober 2017 tanpa dipungut biaya dan terbuka untuk para pencinta musik.

Sementara itu Ketua Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies menjelaskan, konser Bersama Band merupakan upaya bersama Pemkot Ambon, AMO dan pihak swasta, agar upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia tidak hanya sekadar menjadi slogan kosong, melainkan sebuah gerakan memacu para musisi untuk menciptakan karya seni.

"Mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia merupakan upaya membangun ekosistem musik bersama, karena dibutuhkan sinergitas baik pemerintah maupun swasta, kita berharap warga kota Ambon dapat menikmati konser musik," tandasnya.

Pusat Dokumentasi Musik Nasional

Sebelumnya Ronny Loppies juga mengungkapkan, pusat dokumentasi musik nasional akan dibangun di kota Ambon pada 2018.

Menurut dia, hasil kesepakatan dalam Forum Group Discussion (FGD) membuktikan Ambon maju satu langkah yakni dari sisi implementasi 25 rencana kerja yang diprogramkan AMO bersama Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf).

"Kita bisa membuktikan satu langkah yang lebih maju dari sisi implemantasi rencana kerja, sejalan dengan komitmen peserta dan narasumber bahwa pembangunan pusat dokumentasi musik nasional akan dilakukan di Ambon tahun 2018," ujarnya.

Ia mengatakan, upaya ini merupakan terobosan baru Ambon akan memiliki pusat dokumentasi musik nasional, dalam pusat dokumentasi ini akan tersimpan berbagai dokumen secara baku maupun replika tentang musik secara nasional.

"Yang menjadi inti adalah pusat dokumentasi musik ada di Ambon, dan akan ada ikon musik Ambon baik itu alat musik, sejarah dan lainnya, sehingga menjadi acuan bahwa kita siap menuju kota musik dunia," jelasnya.

Ronny menjelaskan, sesuai rekomedasi proses pembangunan pusat dokumentasi musik akan dimulai tahun 2018, difokuskan pada bangunan, tetapi pengisiannya masih akan dibahas.

Tahun 2018, kata dia, akan difokuskan pada pembangunan sedangkan isi dari bangunan tersebut sementara diproses karena harus mencari identitas yang kuat bagi sebuah pusat dokumentasi di Ambon.

"Karena dokumentasi musik nasional harus ada yang berbeda dengan kota lain di Indonesia, selanjutnya akan kita bahas karena membangun kota musik membutuhkan proses, yang jelas hari ini telah disepakati pembangunan akan dilakukan Ambon," ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Ambon, Henry Sopacua juga menyatakan, mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia, dibutuhkan komitmen dan sinergitas antara pemerintah pusat, Pemkot Ambon, DPRD dan narasumber berbagai unsur untuk menjadi kesepakatan bersama.

"Kerja sama ini penting agar kita dapat membangun komunikasi guna menyiapkan berbagai arsip dokumen yang belum di Ambon tetapi ada di daerah lain," ujarnya.

Saat ini, tambahnya, Ambon masih terbatas dalam melakukan dokumentasi musik, untuk Maluku juga prosesnya belum rampung untuk himpun data, sehingga dibutuhkan beberapa referensi baik dari arsip nasional, perpustakaan nasional, prabu nusantara dan dari luar negeri seperti Belanda.

"Ke depan kita akan melakukan komunikasi untuk mendapatkan dokumen yang valid dan tertangung jawab, rekomedasi ini selanjutnya akan disampaikan kepada Wali Kota Ambon untuk dapat mengambil langkah terkait lokasi yang akan digunakan, anggaran maupun design bangunan, hal ini akan bicarakan bersama Bekraf," kata Henry. (ant/yps)

Berita terkait