Aliansi Arab Dihidupkan Kembali Oleh Mesir, Yordania dan Irak

Mesir, Yordania dan Irak memperkuat kerjasama keamanan dan ekonomi dalam pertemuan tripartit di Baghdad, Irak
Raja Abdullah II, Presiden Barham Salih, Presiden Abdel Fattah al Sisi dan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi di Baghdad, 27 Juni 2021 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Mesir, Yordania dan Irak memperkuat kerjasama keamanan dan ekonomi dalam pertemuan tripartit di Baghdad, Irak. Kesepakatan itu menandakan normalisasi hubungan antara Irak dan Mesir yang bermusuhan sejak tiga dekade silam.

Kunjungan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, dan Raja Yordania, Abdullah II, ke Irak dinilai menciptakan momentum bagi Baghdad untuk memperkuat aliansi dengan negara Arab, dan menjadi mediator untuk merelai konflik dengan Iran. Baru April 2021 silam Irak dikabarkan menjadi tuan rumah negosiasi damai antara Iran dan Arab Saudi.

Pada Minggu, 27 Juni 2021, kedua kepala negara bertemu dengan Presiden Irak, Barham Saleh, dan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi, dalam sebuah percakapan "yang mendesak dilakukan menyusul tantangan regional yang besar," kata Saleh.

presiden irakPresiden Irak, Barham Saleh (Foto: arabnews.com/AFP)

"Pemulihan Irak membuka jalan bagi sebuah sistem yang terintegrasi bagi wilayah kita, dibangun di atas pondasi perang melawan ekstremisme, penghormatan terhadap kedaulatan dan kemitraan ekonomi," tulis sang presiden via Twitter.

Pertemuan tersebut antara lain membahas isu keamanan regional, serta penguatan kerjasama di bidang energi dan perdagangan, menurut pernyataan bersama yang dirilis seusai pertemuan.

Ke-empat kepala negara juga membahas "solusi politik" atas perang saudara di Suriah yang berbasis pada resolusi PBB, "yang akan melindungi keamanan dan stabilitas di Suriah, serta menciptakan kondisi yang kondunsif untuk kepulangan para pengungsi."

Konflik di Suriah sejauh ini telah menewaskan ratusan ribu orang dan memaksa jutaan lain mengungsi. Sebagian besar warga Suriah yang melarikan diri saat ini ditampung di Yordania atau Turki. Pemulangan penduduk Suriah menjadi isu utama dalam resolusi konflik, terutama bagi negara jiran.

presiden mesirPresiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi (Foto: arabnews.com/AFP)

Konferensi tersebut juga menyerukan pemulihan stabilitas di Yaman, serta menyerukan penarikan mundur milisi asing dari Libya.

Ketegangan di Timur Tengah Mencair?

Mesir, Yordania dan Irak juga mendesak PBB agar mengupayakan "perdamaian yang adil dan komperhensif" antara Israel dan Palestina, serta pembentukan negara Palestina yang merdeka. Pertemuan tersebut menggarisbawahi peran Kairo yang dianggap berhasil memediasikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Sejak awal pertemuan, Kadhemi sudah menegaskan bahwa ketiga negara "ingin berusaha menyepakati visi bersama, melalui kerjasama dan koordinasi," dalam isu Suriah, Libya, Yaman dan Palestina.

Al-Sisi adalah presiden Mesir pertama yang berkunjung ke Baghdad sejak bekas diktatur Irak, Saddam Hussein, menginvasi Kuwait pada 1990. Sejak itu hubungan kedua negara meregang, dan baru mencari sejak beberapa tahun terakhir. Adapun kunjungan Raja Abdullah II kali ini adalah yang kedua sejak 10 tahun terakhir.

Analis asal Irak, Ihsan al-Shamari, mengatakan pertemuan di Baghdad "adalah pesan kepada Amerika Serikat bahwa Irak tidak akan mengorbankan hubungannya dengan negara-negara Arab demi Iran."

Pada saat yang sama, Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap milisi-milisi binaan Iran di Irak. Serangan pada Minggu, 27 Juni 2021, sore itu dilakukan demi "melindungi personil militer AS" tulis Pentagon dalam keterangan persnya. Dalam serangan itu, faksi bersenjata, Kataib Sayyed al-Shuhada, mengakui empat anggotanya tewas dan berjanji akan membalas dendam.

Pada Senin, 28 Juni 2021, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menuduh AS "mengganggu stabilitas keamanan di kawasan, yang salah satu korbannya adalah AS juga," kata Saeed [rzn/hp (afp, rtr)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Mengenang 40 Tahun Perang Iran vs Irak
Perang Iran-Irak jadi salah satu konflik militer terkelam di Timur Tengah, yang berlangsung delapan tahun menewaskan ratusan ribu orang
0
Ramalan Zodiak Selasa 28 Juni 2022, Peruntungan Cinta
Ramalan zodiak Selasa, 28 Juni 2022, untuk semua zodiak yang menggambarkan tentang sebuah peruntungan dalam cinta yang akan Anda alami hari ini.