Alasan Kasus Corona Potensi Meningkat di Yogyakarta

Gugus Tugas Covid-19 DIY menyebut kasus corona berpotensi meningkat seiring aktivitas masyarakat mulai normal.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Foto: Tagar/Rahmat Jiwandono)

Yogyakarta - Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak terlepas dari aktivitas masyarakat yang mulai berjalan seperti biasa. Hari ini, 20 Juli 2020 dilaporkan ada penambagan enam kasus baru. Sehari sebelumnya terdapat penambahan kasus positif corona sebanyak 16 orang. 

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY tak menampik terbukanya berbagai aktivitas berdampak terhadap orang yang terpapar Covid-19. "Ketika aktivitas terbuka berarti potensi dan kerentanan bertambahnya orang yang terpapar Covid-19 semakin besar," kata Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin, 20 Juli 2020.

Oleh karena itu, peningkatan jumlah kasus perlu menjadi perhatian masyarakat dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY. Ia mengatakan, terbukanya aktivitas membuat orang-orang datang dan pergi ke Yogyakarta atau sebaliknya. "Untuk itu perlu diawasi bersama," katanya.

Jika faktanya meningkat, bagaimana kesiapan fasilitas kesehatan di DIY? Terkait dengan fasilitas kesehatan, DIY punya 29 tempat tidur dilengkapi dengan ventilator. Namun sampai saat ini baru dipakai satu pasien saja.

Ketika aktivitas terbuka berarti potensi dan kerentanan bertambahnya orang yang terpapar Covid-19 semakin besar.

Untuk ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang tidak terlalu kritis ada 321 unit. Dari 321 tempat tidur baru diisi 136 dari 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY. "Artinya setengah dari kapasitas pun belum sampai," ujar Biwara.

Pihaknya mengklaim bahwa ada penambahan kasus positif Covid-19 tapi tingkat pasien yang sembuh juga bertambah. Hal itu akan berpengaruh pada penggunaan tempat tidur.

Sekretaris daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19, perlu melakukan swab secara massal. Tujuannya untuk mengetahui orang yang datang maupun pergi terpapar Covid-19 atau tidak. "Kalau ada yang positif maka bisa langsung dilakukan pelacakan kontak," kata dia.

Meski pendatang yang akan masuk ke Yogyakarta sudah mengantongi surat keterangan rapid diagnostic test (RDT), namun surat itu tidak selalu bisa dijadikan acuan. Pasalnya, orang bisa saja terkena corona setelah beberapa hari ia melakukan RDT. "Pas mau berangkat tidak terkena Covid-19 tapi beberapa hari kemudian virusnya baru terdeteksi," ungkapnya. []

Berita terkait
UGM Yogyakarta Gelar Sayembara Hujat Pandemi Corona
UGM Yogyakarta mengajak masyarakat ikut sayembara menghujat atau misuh seluk beluk corona. Syaratnya misuh dengan bahasa Jawa.
Jumlah Pasien Corona Meninggal di Bantul Yogyakarta
Terjadi penambahan 16 pasien corona di Provinsi DIY per 19 Juli 2020, satu di antaranya meninggal dunia yang merupakan warga Bantul.
Corona Yogyakarta Melejit, Sehari 16 Pasien, 1 Wafat
Minggu, 19 Juli 2020 terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi DIY. Sehari tambah 16 pasien, satu meninggal. Empat PDP juga dilaporkan meninggal.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan