Alasan Jaringan Narkoba dari Dalam Lapas Sulit Ditindak

Kasat Resnarkoba Polres Kampar Polda Riau Iptu Asdisyah Mursid mengaku kesulitan menyelidiki pengendali jaringan narkoba dari dalam lapas.
Kasat Resnarkoba Polres Kampar Iptu Asdisyah Mursid. (Foto: Antara/Anita Permata Dewi)

Jakarta - Kasat Resnarkoba Polres Kampar Polda Riau Iptu Asdisyah Mursid mengaku kesulitan menyelidiki pengendali jaringan narkoba dari dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Pasalnya, cara komunikasi yang digunakan para napi dan kurir di luar penjara dilakukan dengan sistem terputus.

"Kalau (tersangka) di luar lapas) ditangkap dan ada indikasi ada pelaku di dalam (lapas). Pelaku di lapas sudah tahu duluan, kata Iptu Asdisyah di Polres Kampar, Provinsi Riau, Jumat, 4 Oktober 2019. Dilansir Antara.

"Karena jaringannya banyak, berantai. Barang bukti ponsel langsung dibuang," ujar dia.

Kalau kami masuk ke dalam, pihak lapas agak takut.

Selain itu, Asdisyah juga mengeluhkan sikap pihak lapas yang biasanya berkeberatan bila polisi menyelidiki kasus narkoba di dalam penjara. Hal ini lantaran dinilai bisa mengganggu kondusivitas lembaga pemasyarakatan.

Baca juga: Lapas Tegal Masih Menjadi Sarang Transaksi Narkoba

Pasalnya, para napi dikatahui saling melindungi satu sama lain dan tidak segan membuat keributan.

"Kalau kami masuk ke dalam (menyelidiki kasus narkoba di lapas), pihak lapas agak takut, takutnya memancing mereka (napi) rusuh," katanya.

Alasan lain, jumlah sipir dan jumlah napi dalam satu lapas yang tidak berimbang, membuat para sipir berhati-hati agar tidak membuat para napi mengamuk.

Sementara Asdi mencatat ada lebih dari 600 tersangka kasus narkoba di wilayah Kampar yang ditangkap sejak November 2017 hingga September 2019. Dari jumlah tersebut, 90 persen pelaku didominasi oleh warga Kampar.

"Tersangka 90 persen orang Kampar, 10 persennya warga kabupaten lain, tapi masih warga Provinsi Riau juga," katanya.

Ia pun mengungkapkan para pelaku kurir maupun bandar narkoba umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah.

"Para pelaku ada yang karena sudah terlanjur kecanduan tapi tidak punya uang untuk beli narkoba, ada yang karena kemiskinan, ada yang hanya hura-hura saja. Rata-rata (pelaku) bukan berasal dari kalangan menengah ke atas," ujar dia.

Berita terkait
Polrestabes Surabaya Bongkar Peredaran Sabu dari Lapas
Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap peredaran narkoba seberat 4,7 kilogram (Kg) yang dikendalikan dari lapas.
Sadam Husain Kendalikan Pengiriman Ganja dari Lapas
Pengiriman barang haram itu dikendalikan narapidana (napi) Lapas Klas IIB Brebes.
PUPR Bangun Hunian Khusus Petugas Lapas Nusakambangan
Para petugas Lapas di Pulau Nusakambangan patut berbahagia, karena Kementerian PUPR membangun hunian Rusun dan Rusus.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.