Aktivis Perempuan Arab Saudi yang Ditahan Putus Kontak dengan Keluarga

Manahel al-Otaibi ditangkap pada November 2022 karena unggahan di media sosial yang menentang undang-undang perwalian laki-laki
FILE - Aktivis hak-hak perempuan Arab Saudi, Manahel al-Otaibi, 25 tahun, berjalan di kawasan al Tahliya, ibu kota Saudi, Riyadh, 2 September 2019. (Foto: voaindonesia.com/FAYEZ NURELDINE/AFP)

TAGAR.id - Seorang aktivis hak-hak perempuan Arab Saudi, Manahel al-Otaibi, yang ditahan karena unggahannya di media sosial telah kehilangan kontak dengan dunia luar sejak November 2022. Hal ini dikatakan oleh staf Amnesty International, Rabu (21/2/2024). Organisasi yang berfokus pada hak asasi manusia dan berbasis di Inggris itu menuduh pemerintah Saudi melakukan “penghilangan paksa.”

Manahel al-Otaibi ditangkap pada November 2022 karena unggahan di media sosial yang menentang undang-undang perwalian laki-laki dan persyaratan bagi perempuan untuk mengenakan abaya, pakaian penutup seluruh bagian tubuh.

Perempuan berusia 29 tahun tersebut belum dinyatakan bersalah atau dijatuhi hukuman, namun jaksa penuntut umum menuduhnya memimpin “kampanye untuk menghasut gadis-gadis Saudi agar mencela prinsip-prinsip agama dan memberontak terhadap adat istiadat dan tradisi masyarakat Saudi,” menurut dokumen pengadilan yang dilihat oleh wartawan kantor berita AFP.

Sejak November 2023, “pejabat penjara dan lainnya telah memutus semua kontaknya dengan keluarganya dan dunia luar”, kata Amnesty dalam sebuah pernyataan.

Pihak berwenang Saudi “menolak memberikan informasi kepada keluarganya tentang keberadaan dan kondisi kelayakan hidupnya, meskipun mereka berulang kali menanyakannya,” kata kelompok hak asasi manusia itu.

Juru kampanye Amnesty untuk Arab Saudi, Bissan Fakih, mengatakan Otaibi “seharusnya tidak pernah ditangkap, apalagi dihilangkan secara paksa.”

Otaibi hadir di hadapan hakim pada bulan Januari tahun lalu dan kemudian dirujuk ke Pengadilan Kriminal Khusus yang didirikan pada tahun 2008 untuk menangani kasus-kasus terkait terorisme tetapi telah banyak digunakan untuk mengadili para pembangkang politik dan aktivis hak asasi manusia.

“Sesaat sebelum kami kehilangan kontak dengannya, Manahel memberi tahu kami bahwa dia telah dipukuli dengan kejam oleh sesama tahanan,” kata saudara perempuan Otaibi, Fawzia, kepada Amnesty.

“Saya khawatir dengan nasib adik saya menghadapi pengadilan yang tidak adil,” tambah Fawzia.

Arab Saudi sering dikritik karena tidak menoleransi perbedaan pendapat. Pada tahun 2022, hukuman penjara selama puluhan tahun dijatuhkan pada dua wanita yang mencuit serta mencuit ulang, unggahan yang mengkritik pemerintah. (lt/ns)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Aktivis Hak Perempuan di Arab Saudi Divonis Hukuman Penjara
Pengadilan Arab Saudi jatuhkan hukuman penjara hampir enam tahun kepada aktivis hak perempuan terkemuka Loujain al-Hathloul
0
Aktivis Perempuan Arab Saudi yang Ditahan Putus Kontak dengan Keluarga
Manahel al-Otaibi ditangkap pada November 2022 karena unggahan di media sosial yang menentang undang-undang perwalian laki-laki