Jumlah Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Akhinya Tembus 100 Juta

Rakyat AS terpecah secara politis berdampak terhadap Covid-19 ada yang tolak vaksinasi Covid-19 berujung pada peningkatan kasus dan kematian
Sebagian warga AS menyebut Covid-19 adalah kebohongan (Foto: m.washingtontimes.com).

Oleh: Syaiful W. Harahap*

TAGAR.id - Di masa pemerintahan Presiden Donald Trump rakyat Amerika Serikat (AS) menyebut virus corona (Covid-19) adalah kebohongan besar yang justru mendapat dukungan dari Trump.

Ketika itu, di awal pandemi Covid-19 awal tahun 2020, Trump sesumbar bahwa virus corona tidak akan bisa menginfeksi warga AS. Padahal, ketika itu sudah ratusan kasus Covid-19 terdeteksi dengan puluhan kematian.

Selanjutnya, episentrum Covid-19 yang semula di Spanyol dan Italia justru menyeberang ke AS yang selanjutnya sampai sekarang jumlah kasus kumulatif Covid-19 terbanyak dan kasus harian terbanyak terjadi di AS.

Pakar-pakar kesehatan, seperti Dr Anthony Fauci, malah dipecat Trump karena melawan pernyataannya. Setelah Trump keok pada Pilpres AS tahun 2020, Joe Biden jadi presiden dan menjadikan Dr Fauci sebagai penasehat kesehatan Gedung Putih.

Langkah buruk pemerintahan Trump akhirnya berbuah pahit dengan jumlah kasus dan kematian yang sangat besar di AS.

covid amerikaPoster di AS yang sebut Covid-19 sebagai kebohongan (Foto: timesofsandiego.com/Chris Stone)

Kasus Covid-19 di AS, seperti dilaporkan situs worldometers, tembus 100.000.000 pada tanggal 13 November 2022 yaitu sebanyak 100.047.291, sedangkan jumlah kematian terkait Covid-19 pada tanggal yang sama sebanyak 1.104.573.

Sedangkan jumlah kasus Covid-19 global per 27 November 2022 sebanyak 646.050.236 dengan 6.636.032  kematian.

Pakar-pakar kesehatan sudah mengingatkan Trump terkait dengan pandemi Covid-19 di AS, tapi Trump selalu menampiknya.

Di awal pandemi yatu Januari 2020 pulihan ribu warga Wuhan, China, tempat pertama virus corana terdeteksi, melancong ke banyak negara di dunia, termasuk ke AS, merayakan Tahun Baru China (Imlek).

Ketika itu belum ada tes Covid-19 dan pembatasan serta protokol kesehatan (Prokes) juga belum jadi bagian dari pencegahan Covid-19.

Kalangan ahli memperkirakan banyak di antara pelacong itu yang mengidap virus corona tapi tanpa gejala. Hal ini terbukti yaitu kasus Covid-19 pertama di Thailand terdeteksi pada seorang perempuan tua warga Wuhan yang melancong ke Negeri Gajah Putih itu pada Januari 2020.

Tujuan mereka di AS antara lain New York, tapi dari New York pelancong asal Wuhan itu pergi ke puluhan kota lain di AS. Inilah yang mendorong penyebaran Covid-19 di AS.

Selain itu, kebijakan Trump tidak melarang WN Amerika dari luar negeri, termasuk dari Wuhan, untuk masuk ke AS. Ini juga diperkirakan jadi penyebar Covid-19 di AS.

Politik membelah rakyat AS terkait dengan Covid-19 yang menghasilkan warga Partai Demokrat mengikuti langkah pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19, sementara pendukung Partai Republik tetap menolak vaksinasi dan terus menggaungkan bahwa virus corona adalah hoaks.

Tidak kurang dari Presiden Biden yang menyuarakan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak ada kaitannya dengan politik.

Namun, pendukung Partai Republik lebih memilih mengikuti jejak Trump yang sesumbar tentang Covid-19 daripada mengikuti fakta medis tentang virus corona.

Corona AmerikaIntruktur tari Morgan Jenkins membuat video di depan sebuah mural saat terjadi pandemi global virus corona Covid-19 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Jumat, 3 April 2020. (Foto: Antara/Reuters/Mario Anzuoni)

Data yang dipublikasikan CDC AS (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit - Centers for Disease Control and Prevention) juga menunjukkan warga AS yang banyak dirawat dan meninggal dunia karena Covid-19 adalah orang-orang yang menolak vaksinasi Covid-19 yaitu pendukung Republik dan Trump.

Presiden Biden kewalahan menghadapi warga dan tokoh-tokoh politik pendukung Republik yang menolak vaksinasi Covid-19. Padahal, seperti dikatakan oleh Presiden Biden, vaksin melimpah tapi warga malah menolak divaksinasi.

Kondisi ini bertolak belakang dengan banyak negara di dunia yang tidak bisa membeli vaksin yang akhirnya menerima sumbangan vaksin dari AS, termasuk Indonesia. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Kasus Covid-19 Didorong Omicron Meningkat di Amerika
Warga AS yang belum divaksin lengkap berisiko terimbas parah, sementara kasus penyakit akibat virus corona itu terus meningkat
0
Jumlah Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Akhinya Tembus 100 Juta
Rakyat AS terpecah secara politis berdampak terhadap Covid-19 ada yang tolak vaksinasi Covid-19 berujung pada peningkatan kasus dan kematian