Ajak Tak Golput, Mahfud MD Lontarkan Pernyataan Multitafsir

Ajak tak golput, Mahfud MD lontarkan pernyataan multitafsir. 'Frasa pemimpin jahat diarahkan ke siapa?'
Ajak Tak Golput, Mahfud MD Lontarkan Pernyataan Multitafsir | Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 21/8/2018) - Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013 Mahfud MD melempar dua cuitan di akun Twitter miliknya. Cuitan tersebut berkenaan dengan ajakan Mahfud MD untuk publik menggunakan hak pilihnya alias tidak golput.

Namun, pada cuitannya Mahfud MD mengutip pernyataan seorang Rohaniawan Katolik dan Budayawan Indonesia, yakni Franz Magnis Suseno, tentang pemimpin. Golput ia sarankan untuk menghalangi seorang yang jahat menjadi pemimpin.

"Tak perlu tafsir liar. Negara harus berjalan, pemimpin harus ada. Jadi jangan golput, pilihlah satu dari alternatif-alternatif yang tersedia," ungkapnya di akun Twitter miliknya, yang ditulis pada pukul 8:29 AM, Selasa, (21/8).

twitter mahfudTwitter Mahfud MD. (Foto: Screenshot/@mohmahfudmd)


"Sulit ada pemimpin yang benar-benar baik karena semua manusia pasti ada kelemahannya. Kata Franz Magnis: Bukan untuk mencari yang ideal tapi untuk menghalangi yang jahat jadi pemimpin," sambungnya dalam cuitan pertama.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini juga menguatkan seruan untuk tidak golput. Kali ini dalam cuitan kedua berdasarkan kaidah ajaran agama Islam, yakni kaidah Ushul Fiqh.

"Ada kaidah Ushul Fiqh: Dar’ul mafaasid muqaddamun alaa jalbil mashaalih, "Menghindari kerusakan atau kejahatan harus lebih diutamakan daripada meraih kebaikan," tulisnya pukul 8:55 AM, Selasa (21/8).

Drama politik yang terjadi pasca-Mahfud MD tak terpilih menjadi calon wakil presiden dari Presiden Joko Widodo, rupanya tak mempengaruhi Mahfud MD. Ia tetap memberikan pengarahan kepada publik untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu mendatang.

"Jadi apa yang dikemukakan oleh Franz Magnis Suseno itu sama dengan kaidah Ushul Fiqh. Pesannya: memilihlah, jangan golput," lanjutnya.

Pernyataan Multitafsir

Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rajaharjo Jati menilai pernyataan Mahfud MD tersebut bisa menimbulkan multitafsir publik.

Wasisto Raharjo JatiWasisto Raharjo Jati. (Foto: Instagram/@wasistojati)

Pernyataannya bisa mengarahkan persepsi publik soal kampanye hitam bahkan konspirasi.

"Ya saya pikir itu pernyataan bersayap dan ambigu yang bisa menimbulkan multitafsir. Entah itu mengarah ke kampanye hitam atau sekadar nasihat dan mengarah ke konspirasi juga," tuturnya kepada Tagar News,

Sedangkan pernyataan pada cuitan kedua terkait perbandingan golput dari dua agama berbeda menurut Wasisto, menjelaskan dua makna. Pertama soal Mahfud MD yang legowo dalam politik dan kedua mengajak publik gunakan hak pilihnya.

"Saya pikir pernyataan MMD ini bisa bermakna, pertama berusaha mencitrakan beliau sebagai orang yang tegar dan tabah dalam berpolitik meski dikecewakan, kedua mengajak publik secara positif gunakan hak pilihnya," terangnya.

Meski demikian, Wasisto menyarankan sebagai negarawan Mahfud MD sebaiknya tidak menggunakan frasa yang jahat jadi pemimpin. Sebab, pikiran publik langsung mengarah pada siapa yang dimaksud, di antara dua kandidat capres dan cawapres, yakni Joko Widodo dengan Ma'ruf Amin, serta Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno.

"Saya pikir beliau langsung aja bilang jangan golput secara terus terang. Jangan menggunakan frasa pemimpin jahat karena itu bisa mengarah pada tuduhan penghasutan publik. Serta pikiran publik langsung mengarah pada kandidat capres cawapres," tukas Wasisto. []

Berita terkait
0
PBB Serukan Taliban Batalkan Pembatasan Hak Perempuan
Dewan Keamanan (DK) PBB juga terus menekan otoritas Taliban untuk membatalkan pembatasan pada perempuan dan untuk menstabilkan negara