Airlangga Hartarto: Program Ekonomi Buat Indonesia Bergairah

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah percaya program PEN membuat aktivitas ekonomi membaik.
Aktivitas jual beli tanpa menerapkan protokol kesehatan di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 9 Juli 2020. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat 833 pedagang pasar terjangkit virus corona, 35 di antaranya meninggal dunia. Kasus positif tersebar pada 164 pasar di 24 provinsi dan 72 kabupaten atau kota. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya/nz)

Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah percaya optimalisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) membuat aktivitas ekonomi Tanah Air membaik. Salah satu indikatornya adalah surplus perdagangan pada Agustus 2020 sebesar USD 2,3 miliar.

Berdasarkan catatannya, surplus perdagangan dalam empat bulan berturut-turut didorong surplus non-migas USD 2,66 miliar dan defisit migas USD -0,34 miliar. Secara tahun berjalan, neraca perdagangan mulai dari Januari sampai dengan Agustus 2020 surplus USD 11,05 miliar.

Ekspor pertanian sepanjang Januari sampai dengan Agustus 2020 tumbuh 8,59 persen (ytd), terutama ekspor buah-buahan. Jadi hortikultura sudah menjadi bagian dari ekspor kita," Airlangga Hartarto seperti dikutip Tagar dalam siaran pers Kemenko Perekonomian, Jumat, 18 September 2020.

Tak hanya surplus perdagangan, indikator lain kata dia mulai memperlihatkan sinyal positif dari perbaikan aktivitas ekonomi, seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan Ritel, Penjualan Kendaraan Bermotor, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Investasi, dan Inflasi Inti.

“Kita perlu melihat optimisme dan tren. PMI Manufaktur kita pada saat melakukan PSBB turun drastis ke 27,5. Namun, saat beberapa kegiatan di masyarakat sudah mulai dilaksanakan, PMI kita sudah mulai naik ke angka 50,8. Itu di atas rata-rata, standar PMI adalah 50,” tuturnya.

Selain itu, menurut dia dalam upaya transformasi ekonomi, Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang tengah digodok di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) perlu didorong sebagai kebijakan yang sangat strategis.

Sebab, RUU kata Airlangga ditujukan untuk memulihkan dan memperbaiki perekonomian nasional, terutama pada masa pandemi dan pascapandemi Covid-19.

“Pemerintah berharap bisa mengurangi obesitas di regulasi dan memperbaiki iklim penciptaan lapangan pekerjaan. Tentunya juga dengan timing yang tepat, diharapkan ekonomi bisa pulih dan investasi bisa kembali masuk ke tanah air," tuturnya. []

Berita terkait
BPS: Neraca Perdagangan Surplus US$ 2,33 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan mengalami surplus US$ 2,33 miliar pada Agustus 2020.
BI: Neraca Pembayaran 2Q 2020 Surplus US$ 9,2 Miliar
Neraca pembayaran Indonesia pada triwulan II 2020 mencatat surplus yang cukup besar yakni US$ 9,2 miliar setelah defisit US$ 8,5 miliar.
Meski Covid-19, Industri Manufaktur Surplus USD1,7 M
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri pengolahan di Tanah Air masih mampu menunjukkan geliat yang positif.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina