Airlangga: 2021 Perekonomian Indonesia Masuk Jalur Positif

Menko Airlangga mengungkapkan, ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami perbaikan dan akan berlanjut pada 2021 hingga tumbuh di kisaran 4,5%-5,5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto:Tagar/Kemenko Perekonomian RI)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, PMI Manufaktur Indonesia berada di level ekspansi (51,3) per Desember 2020.  Sebelumnya, pada November 2020, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat menjadi 92 dari 79 pada Oktober 2020 diperkuat impor barang modal dan bahan baku .

Kondisi ini menciptakan surplus sebesar US$21,74 miliar pada neraca perdagangan Indonesia di 2020, dan angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2011.

Impor tersebut menurut Menko Airlangga, untuk mendukung proses produksi, terutama produksi dari barang ekspor. Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2020 mencapai US$16,54 miliar, tertinggi sejak Desember 2013.  Sepanjang 2020, ekspor pertanian dan industri pengolahan masing-masing meningkat 13,98% dan 2,95% didukung pulihnya harga komoditas internasional kelapa sawit batu bara dan karet alam.

“Kondisi ini menciptakan surplus sebesar US$21,74 miliar pada neraca perdagangan Indonesia di 2020, dan angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2011," ungkapnya pada webinar Kompas 100 CEO Forum After Lunch Discussion di Jakarta Selasa, 19 Januari 2021.

"Apabila dilihat secara bulanan, neraca perdagangan Desember 2020 surplus US$2,10 miliar atau surplus 8 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Hal ini utamanya didorong oleh surplus non migas (US$2,56 miliar) dan defisit migas (minus US$0,46 miliar),” lanjutnya.

Menko Airlangga menjelaskan, Rupiah mencatat penguatan tertinggi (sebesar 13,8% sejak 31 Maret 2020) dibandingkan negara peers. Kinerja IHSG pun sudah kembali rebound dari posisi terburuknya pada Maret 2020, bahkan saat ini sudah lebih dari posisi awal Januari 2020, sebelum pandemic Covid-19 melanda Indonesia, di mana pada penutupan bursa 18 Januari 2020 tercatat sebesar 6.390.

Sementara pada triwulan IV 2020 lalu, ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami perbaikan dan akan berlanjut hingga pada 2021 ini hingga tumbuh di kisaran 4,5%-5,5%. Dalam hal ini, Prompt indikator menunjukkan kinerja industri dan kegiatan dunia usaha juga akan semakin baik di triwulan I 2021. 

“Meskipun saat ini masih ada pembatasan sosial, namun akan kita dorong dalam waktu setahun ini,” sebut Menko Airlangga.

Bank Dunia pada Desember 2020 lalu, merekomendasikan 4 hal untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia, yakni: Memprioritaskan kesehatan public, Monitoring dan melanjutkan bantuan kepada rumah tangga dan korporasi, terutama masyarakat 40% terbawah, Reformasi fiskal dan Reformasi struktural.

Kemudian Menko Airlangga menuturkan soal faktor kunci yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di 2021. Pertama adalah menjaga konsumsi rumah tangga untuk mendorong daya beli masyarakat, sebab hal ini menyumbang 57% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 

Untuk kelas menengah atas dapat didorong kepercayaannya kembali kepada kondisi perekonomian nasional, sehingga mereka mau membelanjakan uangnya lagi. Sedangkan, untuk kelas menengah bawah dapat dijaga daya belinya dengan menggencarkan program bantuan sosial, perlindungan sosial, maupun penguatan UMKM (misalnya melalui KUR).

Selanjutnya dilakukan percepatan reformasi (baik fiskal maupun struktural), antara lain melalui UU Cipta Kerja, reformasi anggaran, dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list juga diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri.

Menko Airlangga juga mengatakan jika vaksin akan dapat menjadi game changer untuk memulihkan kondisi perekonomian nasional. Jumlah penduduk yang harus divaksinasi, berdasarkan skenario herd immunity mencapai sekira 181,5 juta (70% dari total penduduk Indonesia). Sasaran vaksinasi mencakup penduduk usia di atas 18 tahun dan komorbid (yang terkontrol).

Sebanyak 1,2 juta vaksin (vial) telah selesai dikirimkan ke setiap provinsi di Indonesia pada kurun waktu 3-15 Januari 2021. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mendistribusikan ke masing-masing kabupaten/kota untuk dilakukan proses vaksinasi.

“Untuk tahap pertama periode vaksinasi, dari Januari-April 2021, ditargetkan untuk tenaga kesehatan di 34 provinsi yang berjumlah sekitar 1,3 juta, kemudian petugas publik 17,4 juta, dan lansia 21,5 juta,” rinci Menko Airlangga.

Namun, untuk lansia (60 tahun ke atas) akan divaksinasi setelah mendapatkan data hasil uji klinis tahap 3 tentang keamanan vaksin bagi mereka. Kemudian, untuk tahap kedua (April 2021-Maret 2022) akan dilakukan vaksinasi terhadap masyarakat rentan.

Masyarakat rentan ini, adalah mereka yang tinggal di daerah zona merah yang diperkirakan sebanyak 63,9 juta orang, dan disusul masyarakat lainnya sejumlah 77,4 juta orang, dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.[]

Berita terkait
Kebijakan PKKM, Airlangga: Ini Bukan Pelarangan Kegiatan
Pemerintah akan melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKKM) di sejumlah wilayah di Indonesia. Ini tujuannya
Tahun 2021 Menko Airlangga Prediksi IHSG Sentuh Level 7.000
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menyentuh level 7.000 di tahun 2021.
Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari UNNES
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang UNNES.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.