Untuk Indonesia

AHY Tidak Sebut Nama Prabowo, Demokrat Merapat ke Jokowi?

Kenapa AHY tidak sebut nama Prabowo dalam pidatonya? Apa ini pertanda Demokrat merapat ke Jokowi dalam Pilpres 2019?
Denny Siregar penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Oleh: Denny Siregar*

Tahun 2009 adalah tahun kejayaan Partai Demokrat.

Pada tahun itulah Demokrat mencapai posisi pertama perolehan kursi di DPR. Dan hanya pada tahun itu, karena pada 2014 mereka mulai anjlok turun sampai 10 persen.

Demokrat mulai banyak ditinggalkan pemilihnya. Apalagi ketika pemilih mulai melihat ketidaktegasan SBY dalam menimbang-nimbang koalisi antara Jokowi versus Prabowo pada waktu 2014 situasi di Demokrat benar-benar guncang. Dan melihat situasi yang makin parah, pada saat terakhir SBY memainkan kartu terakhirnya, masuk koalisi Prabowo.

Eh, malah kalah. SBY salah bertaruh dan menyesali keputusannya karena hasil dari pertaruhan itu membuat Demokrat semakin terjun bebas ke depan.

Tahun 2019 ini, situasi Demokrat semakin di ujung tanduk. Laporan dari LSI Denny JA, tahun ini Demokrat berada pada posisi paling rendah dari 5 partai yang diprediksi lolos parliamentary treshold 4 persen.

Apa itu artinya? Artinya, jika Demokrat salah memilih koalisi lagi, maka tahun 2024 nanti kita akan mengucapkan selamat tinggal pada Demokrat. Bubar. Punah. Atau minimal kembali merangkak seperti bayi belajar jalan.

Sialnya, SBY kembali salah pilih. Mereka lebih dekat ke Prabowo daripada Jokowi. Ditambah lagi, SBY sudah jarang muncul karena fokus pada kesembuhan istrinya di Singapura, maka Demokrat sudah seperti baling-baling tanpa pesawat yang bingung ke mana arah terbangnya.

Itulah kenapa ketika AHY muncul dalam pidatonya di Partai Demokrat, ia tidak menyebut nama Prabowo Subianto.

SBY harus menyelamatkan Demokrat supaya jangan tenggelam, dan berkoalisi dengan Jokowi pada saat terakhir itu seperti sekoci yang menyelamatkan

AHY melihat sudah tidak menguntungkan untuk memainkan nama Prabowo, karena itu lebih menguntungkan Gerindra daripada Demokrat. Toh, jika Prabowo terpilih nanti, dan Demokrat hilang dari peredaran, untuk apa semua ini? AHY tahu, bahwa saat ini lebih banyak mata tertuju pada Jokowi.

Dan bisik-bisik di Singapura, saat Jokowi menyambangi Bu Ani yang sedang kena kanker darah, ada kabar bahwa SBY mulai merapat ke Jokowi. SBY harus menyelamatkan Demokrat supaya jangan tenggelam, dan berkoalisi dengan Jokowi pada saat terakhir itu seperti sekoci yang menyelamatkan.

AHY sedang memulai prosesnya. Dan Andi Arief juga Ferdinand Hutahean mulai panik dalam setiap statemennya.

Mereka butuh secangkir kopi untuk menenangkan hati mereka yang dag dig dug bagai genderang kekalahan... Seruput....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina