Ahmad Dhani, Dari Musisi Menjadi Politisi Lalu Masuk Bui

Ahmad Dhani, dari musisi menjadi politisi lalu masuk bui. Ia dikenal sebagai pribadi jenius dalam dunia musik.
Ahmad Dhani Prasetyo. (Foto: Instagram/Ahmad Dhani Prasetyo)

Jakarta, (Tagar 31/1/2019) - Ahmad Dhani Prasetyo dikenal sebagai pribadi jenius dalam dunia musik. Tak hanya brilian sebagai komposer saja, ia juga mampu bernyanyi dan bermain keyboards dengan sama baiknya. Bahkan, kepuitisan Dhani dalam menuliskan syair-syair perihal cinta, religi hingga kritik sosial, menjadikan karyanya digilai hingga ke seantero negeri.

Tercatat, ia pernah dinobatkan Trax Magazine sebagai 25 musisi/grup paling berpengaruh dalam musik Indonesia. Selain itu, Majalah Rolling Stone Indonesia juga memasukkan pentolan Dewa 19 ke dalam daftar “The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa.”

Terlepas dari segudang prestasi musik yang pernah ia torehkan, namun sejatinya hidup adalah soal pilihan. Belakangan, suami Mulan Jameela justru terlihat lebih sibuk berkecimpung dalam ranah politik. Gagal jadi Wakil Bupati Bekasi tahun 2017, ia ‘ngoyo’ untuk berupaya masuk dalam jajaran tokoh politik nasional dipayungi partai Gerindra.

Baca juga Tompi: Fahri dan Fadli Ikut Garap UU ITE, Sekarang Teriak-teriak Zolim?

Dianggap berhaluan kiri, sepak terjang Dhani di kancah politik memang selalu berseberangan dengan visi pemerintahan Jokowi. Pada akhir tahun 2016 bersama Ratna Sarumpaet, Sukmawati Sukarnoputri, Kivlan Zein, Adityawarman, Sri Bintang Pamungkas, Jamran, Eko, dan Rizal Kobar, mantan suami Maia Estianty sempat tersandung dugaan kasus makar. Ahmad Dhani termasuk salah seorang yang diamankan Polisi menjelang aksi 2 Desember 2016 atau lebih akrab dengan sebutan aksi 212 jilid I.

Hanya berselang 3 bulan usai berurusan dengan pihak berwajib, Ahmad Dhani kembali terkena kasus. Kali ini ia dituding sebagai dalang penyebar ujaran kebencian. Permasalahan tersebut dimulai saat Dhani berkicau di akun Twitter @AHMADDHANIPRAST ia dituduh menghasut dengan nada kebencian yang mengarah ke pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau BTP.

Saat itu ia mencuitkan ‘kalimat sila pertama KETUHANAN YME, PENISTA Agama jadi Gubernur…kalian WARAS??? – ADP’, serta cuitan kedua ‘Yang menistakan agama si Ahok…yang diadili KH Ma’ruf Amin. Cuitan ketiga, ‘Siapa saja dukung penista agama adalah bajingan yang perlu diludahi mukanya – ADP.’

Akibat berulah di media sosial, berimbas pada dugaan tindak pidana ujaran kebencian. Pria berkepala pelontos itu dilaporkan ke Kepolisian oleh Jack Lapian, pendiri BTP Networks atas tuduhan ujaran kebencian. Atas keterlibatan dalam kasus ini, pentolan Dewa 19 harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Kini Ahmad Dhani berada di dalam hotel prodeo, setelah mendapat ketukan palu hakim lantaran dianggap melanggar Pasal 45A Ayat 2 juncto Pasal 28 Ayat 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP. Pada Senin, 28 Oktober 2019, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhi vonis hukuman 1,5 tahun penjara ke Ahmad Dhani Prasetyo yang selanjutnya disebut sebagai terpidana kasus ujaran kebencian.

Caleg Partai Gerindra untuk Dapil Jatim I itu seakan tak lelah untuk melahirkan kontroversi demi kontroversi. Sebelum mendapat vonis hukuman penjara dari PN Jakarta Selatan, pria kelahiran Surabaya 46 tahun silam ini telah ditetapkan sejak awal sebagai tersangka oleh Polda Jatim atas kasus pencemaran nama baik.

Di kota kelahirannya sendiri, kedatangannya ditolak oleh massa. Dhani tak bisa keluar dari Hotel Majapahit Surabaya, karena massa penolak deklarasi 2019 Ganti Presiden sudah lebih dulu menggelar aksi demonstrasi menolak kedatangannya memalang dari depan hotel. Dalam Vlog-nya di lobi hotel Majapahit yang viral di Instagram, Ahmad Dhani menyebut kelompok penolak deklarasi 2019 Ganti Presiden dengan sebutan “idiot” (26/8/2018).

Karena ‘ocehannya’ dianggap memuat unsur-unsur pencemaran nama baik, Ahmad Dhani Prasetyo dilaporkan ke Polisi oleh Koalisi Bela NKRI. Bahkan, hingga kini kasus tersebut masih bergulir, pemilik album Bintang Lima sampai-sampai mesti membatalkan agendanya ke Yerusalem, Israel. Dia dicekal bepergian ke luar negeri oleh Polda Jatim per Oktober 2018.

Ahmad DhaniAhmad Dhani Prasetyo. (Foto: Instagram/Ahmad Dhani Prasetyo)

Faktor Kata Menurut Psikologi Spiritual

Dalam lirik lagu Laskar Cinta Ahmad Dhani menganjurkan untuk tidak menaburkan benih-benih kebencian, melainkan menebarkan cinta. Ironisnya ketika dia memasuki dunia politik semua pesan-pesan dalam lagu justru ia langgar sendiri. Ahmad Dhani kini harus berurusan dengan hukum karena melanggar ujaran kebencian.

Pada album-album terakhir yang Dewa persembahkan untuk pendengar, Ahmad Dhani sempat ditengarai menjadi musisi yang bermazhab cinta atau sufi. Dia menggunakan model syair-syair yang spiritual, religius dengan sentuhan lirik yang menyiratkan pesan damai pada lagunya, seperti syair-syair Jalaluddin Rumi.

Seperti dalam bait lagu ‘Laskar Cinta’ ia menulis, ‘jika kebencian meracunimu kepada manusia lainnya, maka sesungguhnya iblis sudah berkuasa atas dirimu. Maka jangan pernah berharap aku akan mengasihi, menyayangi, manusia-manusia yang penuh benci seperti kamu.’

Dalam pesan cinta dan damai di lagu tersebut Dhani berucap, ‘laskar cinta, sebarkanlah benih-benih cinta. Musnahkanlah virus-virus benci. Virus yang bisa merusakkan jiwa, dan busukkan hati. Laskar cinta, ajarkanlah ilmu tentang cinta karena cinta adalah hakikat, dan jalan yang terang bagi semua manusia’, tulis Ahmad Dhani pada tahun 2004, namun saat ini menjadi sebuah paradoks.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh HeartMath Institute, energi yang dipancarkan oleh hati mencapai 60 kali lebih kuat daripada sinyal elektrik yang dihasilkan oleh otak. 

Untuk mengurai konteks di atas, Ahmad Yani yang mendalami kajian psikologi spiritual menerangkan, ketika seorang musisi sedang menghayati musik, tentunya akan beresonansi dengan apa yang disangkakan. Dalam hal ini adalah ucapan, perkataan, lebih lagi jika perkataan ini diulang-ulang akan beresonansi, yang cepat atau lambat akan memberikan efek balik terhadap si pembuat karya.

“Yang dihasilkan oleh getaran di hatinya akan terjadi, karena hal itu bisa jadi merupakan persangkaannya. Itulah yang dimaksud resonansi,” ucap Ahmad Yani kepada Tagar News, Selasa (29/1).

“Nah, jadi jangan main-main dengan kata. Karena kata menciptakan realitas kita. Jadi yaa mungkin saja kalau kita menyanyikan sebuah lagu, kemudian isi dari lagu tersebut akan balik lagi menjadi kenyataan bahkan bisa efek bumerang. Karena, kan kata-kata itu ibarat doa atau mantra,” tambahnya.

Menurut Ahmad Yani, persoalan ini menjadi objek telaah penelitian HeartMath. “Juga bisa menjawab mengapa saat seseorang menyanyikan sebuah lagu dengan penuh penghayatan, maka bisa jadi tanpa disadari dia seperti sedang meminta sama Tuhan. Hati kita itu sebenarnya memiliki kekuatan 5.000 kali lebih kuat daripada yang ditimbulkan oleh otak seperti dalam kajian HearthMath” jelasnya.

Ahmad Yani menjelaskan sebuah hadis qudsi yang berbunyi "aku sebagaimana persangkaan hambaku". Maka dari itu, kata dia, jangan sembarangan dalam mengucapkan kata-kata, karena itu bisa jadi sebuah doa. “Dan menjadi persangkaan yang diamini oleh Yang Maha Kuasa,” pungkasnya. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.