Jakarta - Perusahaan teknologi asal Taiwan, Acer dikabarkan menjadi korban serangan ransomware terbesar hingga saat ini oleh kelompok hacker. Bleeping Computer melaporkan via The Verge bahwa pada Senin, 22 Maret 2021, grup bernama The REvil ini diduga telah memperoleh akses ke jaringan Acer melalui kerentanan di Microsoft Exchange.
Perusahaan seperti kami selalu diserang, dan kami telah melaporkan situasi abnormal baru-baru ini kepada penegak hukum dan otoritas perlindungan data di banyak negara.
The REvil kemudian meminta uang tebusan kepada Acer sebesar US$ 50 juta atau sekitar Rp 721 miliar untuk data yang mereka curi, dengan tenggat waktu pembayaran hingga 28 Maret 2021.
Bila lewat dari tanggal tersebut Acer belum juga membayar tebusan yang diminta, The REvil akan membocorkan semua data yang diklaim telah mereka curi dan kumpulkan.
Meski demikian, Acer tidak mengakui apakah mereka memang telah menjadi korban serangan ransomware hingga saat ini.
"kami secara rutin memantau sistem TI perusahaan," tutur juru bicara Acer kepada The Verge.
- Baca juga : Kode Program Microsoft Dibobol Hacker
- Baca juga : 7 Trik Mencegah Peretasan Perangkat Internet Oleh Hacker
"Perusahaan seperti kami selalu diserang, dan kami telah melaporkan situasi abnormal baru-baru ini kepada penegak hukum dan otoritas perlindungan data di banyak negara," sambung juru bicara tersebut.
The REvil, sebelumnya diberitakan sempat melakukan serangan ransomware serupa terhadap perusahaan valuta asing, Travelex, pada tahun lalu.