A.M Hendropriyono Jelaskan Arti Mabuk Agama Menurut KBBI

Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono menjelaskan pernyataannya perihal mabuk agama, saat menjadi bintang tamu di acara Karni Ilyas Club.
Mantan Kepala BIN Hendropriyono sesuai pertemuan dengan Prabowo Subianto, di kediamannya, Jakarta, Kamis, (5/9/2019) malam. (Foto: Antara/Boyke Ledy Watra)

Jakarta - Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono menjelaskan pernyataannya perihal mabuk agama, saat menjadi bintang tamu di acara Karni Ilyas Club, yang diunggah Jumat, 25 Desember 2020.

Sebab, menurutnya, banyak yang tidak memahami maksud perkataannya tersebut. Lantas Hendropriyono menguraikan artian dari mabuk agama yang dimaksud.

Pancasila justru lahir karena agama, bukan di atas agama. Pancasila juga tidak boleh didikotomikan dengan agama

"Banyak yang menyalahpahami pernyataan saya bahwa kita tidak boleh mabuk agama saat saya bicara di Karni Ilyas Club beberapa waktu yang laku," kata Hendropriyono dikutip Tagar dari akun Twitter miliknya, Sabtu, 26 Desember 2020.

Dia menjelaskan, mabuk agama yang sesungguhnya adalah ketidaksadaran seseorang mengenai makna agama tersebut.

"Berikut saya jelaskan "mabuk agama" yang saya maksudkan. Mabuk itu artinya tidak sadar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satu arti mabuk adalah berbuat di luar kesadaran. Mabuk beragama dapat diartikan beragama tapi tak menyadari makna beragama," ujarnya.

Menurutnya, akar penyebab radikalisme subur di ruang lingkup masyarakat yang memiliki kecintaan terhadap agama karena tidak adanya kedisiplinan sosial.

"Bahwa menjalankan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, harus dilaksanakan sesuai sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab," tuturnya.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini menegaskan, agama dan beragama harus membuat orang sadar akan bentuk dari kepedulian terhadap sesama anak bangsa, bukan malah sebaliknya.

"Juga perlu memahami hubungan agama dan Pancasila sebagai falsafah dan asas bernegara. Pancasila justru lahir karena agama, bukan di atas agama. Pancasila juga tidak boleh didikotomikan dengan agama," kata dia.

"Jadi ada hubungan tak terpisahkan antara agama dan sila-sila dari Pancasila. Mana bisa kita beragama jika kita membunuhi orang lain, yang jelas-jelas dilarang oleh agama apa pun. Itu namanya tidak sadar beragama alias mabuk," ucap Hendropriyono menambahkan.

Berita terkait
Hendropriyono: Akar dan Tanah Radikal Akan Dimatikan Gus Yaqut
Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono menilai Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut bisa matikan akar dan tanah radikal.
Menteri Agama Gus Yaqut Larang Persekusi Syiah dan Ahmadiyah
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut berharap tidak ada lagi tindakan persekusi terhadap WNI, termasuk Syiah dan Ahmadiyah.
Menteri Agama Gus Yaqut Kunjungi Perayaan Natal di Semarang
Dikawal para Banser, Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas melakukan kunjungan kerja pertama dengan menghadiri perayaan Natal di Kota Semarang.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.