4 Tahun Jokowi-JK, Moeldoko: Rakyat di Perbatasan Kini Merasakan Keadilan

Saudara-saudara kita yang berada di perbatasan dan daerah-daerah terisolasi kini bisa merasakan keadilan
Moeldoko saat berbicara dalam Seminar Media dan Kemanusiaan: Peran Media bagi Masyarakat, yang digelar dalam rangkaian peringatan ‘25 tahun Menebarkan Cinta Kasih Yayasan Budha Tzu Chi-DAAI TV’ di di Tzu Chi Centre, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (21/10). (Foto: Dok. Kantor Staf Presiden)

Jakarta, (Tagar 21/10/2018) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan bahwa pembangunan infrastruktur jangan hanya dilihat sebatas terciptanya konektivitas secara fisik.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat berbicara dalam Seminar Media dan Kemanusiaan: Peran Media bagi Masyarakat, yang digelar dalam rangkaian peringatan ‘25 tahun Menebarkan Cinta Kasih Yayasan Budha Tzu Chi-DAAI TV’ di di Tzu Chi Centre, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (21/10), mengutip siaran pers dari Kantor Staf Presiden. 

“Tapi bagaimana konektivitas itu menghubungkan secara batin. Saudara-saudara kita yang berada di perbatasan dan daerah-daerah terisolasi kini bisa merasakan keadilan, harga kebutuhan pokok terjangkau, serta berkembangnya peradaban baru,” urai Moeldoko. 

Baca Juga: Medsos Dipenuhi Hoaks dan Fitnah, Moeldoko Ajak Politik Cinta Kasih

Moeldoko juga menekankan pencapaian 4 Tahun Jokowi-JK dalam pembangunan sumber daya manusia. “Pemerintah telah melakukan langkah peningkatan kesejahteraan dan kebijakan afirmatif. Hasilnya, kelompok yang selama ini berada di bawah garis kemiskinan dapat terangkat, angka kesenjangan melalui Rasio Gini pun makin turun,” jelasnya.

Menjawab penyelesaian masalah Hak Asasi Manusia, Moeldoko menekankan bahwa pemerintahan Jokowi tidak menghentikan proses itu. “Tapi harus diakui bahwa penyelesaian proses ini memerlukan waktu, karena banyak unsur yang harus dipenuhi,” ungkapnya.

Moeldoko mengingatkan, Presiden Jokowi telah menerima para pegiat HAM serta keluarga korban pelanggaran HAM yang selama ini dikenal dengan ‘Aksi Kamisan’-nya.

“Semua itu memerlukan proses yang tidak mudah karena harus mengurai berbagai persoalan di masa lalu,” kata Moeldoko. []


Berita terkait