YPKP: Rokok Elektrik Lebih Aman Dibanding Tembakau

tar dari rokok elektrik vape lebih aman digunakan, dibandingkan hasil dari pembakaran produk tembakau. Hal ini disebutkan oleh peneliti dari YPKP, Amaliya.
Rokok Elektrik Lebih Aman? Pada prinsipnya, rokok elektrik menggunakan teknologi yang dipanaskan bukan dibakar sehingga tar, senyawa karsinogenik berbahaya, hasil pembakaran pada rokok biasa bisa dikurangi. (elsevier.com)

Jakarta, (Tagar 18/1/2018) - Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia menyebut, tar dari rokok elektrik vape lebih aman digunakan, dibandingkan hasil dari pembakaran produk tembakau. Hal ini disebutkan oleh peneliti dari YPKP, Amaliya.

"Ketidakpahaman akan nikotin dan tar inilah membuat inovasi yang kini mulai mengemuka kurang mendapatkan respons baik dari masyarakat luas dan pemerintah contohnya vape," ucap Amaliya di Jakarta, Kamis (18/1).

Amaliya mengatakan, konsumen mulai mengenal jenis produk tembakau alternatif rokok elektrik sejak tahun 2013. Selain itu, terdapat juga nikotin tempel, snus serta produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar. Sehingga tren penggunaan rokok alternatif tersebut lantaran perilaku ketergantungan masyarakat terhadap produk tembakau yang dibakar.

"Tercatat pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan sebesar Rp 107 miliar per tahun. Tidak hanya itu, bahkan hasil riset 2017 menempatkan Indonesia di peringkat kelima negara dengan jumlah konsumen produk tembakau dibakar terbesar di dunia," ujar Amaliya.

Selanjutnya Amaliya menjelaskan, ketergantungan masyarakat akan produk tembakau bakar sejatinya merupakan perilaku yang sulit diubah, tetapi dapat dialihkan pada produk yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah.

"YPKP Indonesia secara independen telah melakukan penelitian terhadap salah satu produk tembakau alternatif yaitu rokok elektrik atau vape. Hasilnya, vape dinilai memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok yang dikonsumsi dengan dibakar," jelasnya.

“Menggunakan teknologi yang dipanaskan bukan dibakar sehingga tar, senyawa karsinogenik berbahaya, hasil pembakaran pada rokok biasa bisa dikurangi,” tambah Amaliya. (ant/ard)

Berita terkait
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi