Waspada! Penyakit Leptospirosis yang Ditularkan Tikus Saat Banjir

Waspada! Penyakit leptospirosis yang ditularkan tikus saat banjir. Gejala awalnya demam, muntah, diare, mata merah, panas dingin, atau sakit kepala.
BANJIR JAKARTA: Warga berjalan melintasi banjir di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (5/2). Banjir yang mencapai 2 meter dan merendam ratusan rumah warga tersebut akibat luapan air dari Sungai Ciliwung. (Foto: Ant/Galih Pradipta).

Jakarta, (Tagar 6/2/2018) – Memasuki musim penghujan yang terjadi secara terus menerus tentu berakibat banjir di beberapa wilayah, khususnya di Ibu Kota. Kemarin misalnya, hujan yang mengguyur Kota Bogor pun berimbas pada Kota Jakarta pada Senin (5/2).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, banjir melanda sekira 140 RT dan 48 RW di Jakarta. Hingga Selasa (6/2) pagi, kata Anies, jumlah pengungsi diketahui berjumlah 6.532 jiwa.

Genangan air banjir yang kotor tersebut menjadi sarang penyakit. Salah satunya yakni penyakit leptospirosis yang disebabkan adanya tanah atau air, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urin binatang yang terinfeksi.

Apa itu leptospirosis?

Seperti yang dikatakan dr Tania Savitri pada situs kesehatan yang Tagar lansir pada Selasa (6/2), Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut leptospirosis. Bakteri leptospirosis terkandung di dalam urin, darah, atau jaringan dari hewan pengerat, dan Anda dapat terkena leptospirosis karena bersinggungan dengan sumber-sumber yang terinfeksi ini.

Hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, anjing, reptil dan hewan amfibi, tikus dan hewan pengerat lainnya, yang merupakan sumber bakteri paling penting.

Bakteri leptospirosis dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau luka terbuka pada kulit. Hewan pembawa bakteri leptospira umumnya tidak memiliki tanda-tanda sedang mengidap leptospirosis karena bakteri ini dapat keluar melalui urin mereka.

Adapun gejala awal leptospirosis menurut Tania adalah mengalami demam tinggi, muntah, diare, mata merah, nyeri otot (terutama otot paha dan betis), ruam, panas dingin, atau sakit kepala.

“Jika Anda mengalami satupun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, konsultasikanlah pada dokter Anda. Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda. Selalu lebih baik untuk mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan dokter,” ungkapnya.

Kebanyakan kasus leptospirosis, lanjut Tania, adalah kasus yang ringan dan terbatas-sendiri, yang berarti kasus tersebut mampu terselesaikan dan terobati dengan sendirinya. Dalam kasus infeksi parah hingga pasien menderita penyakit diberi Weil, antibiotik intravena dan rawat inap akan dianjurkan oleh dokter. (dbs/sas)

Berita terkait
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan