Waspada! Biji Apel Mengandung Sianida, Berbahayakah?

Faktanya zat amygdalin yang terkandung pada biji apel hanya sedikit. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi sianida, Anda harus mengunyah biji tersebut.
Sianida Dalam Biji Apel. Sianida Dalam Biji Apel. Faktanya zat amygdalin yang terkandung pada biji apel hanya sedikit. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi sianida, Anda harus mengunyah biji tersebut. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 29/10/2017) - Jika mendengar kata ‘sianida’ apakah yang langsung terbesit dipikiran Anda? Mungkin beberapa dari Anda akan menjawab kasus Jessica Kumala Wongso bukan?

Yup, waktu lalu kasus Jessica memang sangat booming. Jessica merupakan terpidana kasus kematian I Wayan Mirna Salihin.

Mirna meninggal beberapa saat setelah meninum kopi yang dibelikan Jessica di sebuah kafe di Jakarta Pusat pada awal tahun 2016. Kemudian Jessica terbukti membunuh Mirna dengan memasukan racun sianida ke dalam es kopi tersebut.

Wah! Mengerikan juga ternyata sianida bisa mematikan nyawa seseorang dalam waktu sekejap.

Tapi apakah Anda tahu bahwa sianida ternyata juga terkandung di dalam biji apel?

Berdasarkan informasi yang berhasil tagar kutip bahwa biji apel mengandung amygdalin, zat yang dapat mengeluarkan sianida ketika terjadi kontak dengan enzim pencernaan manusia.

Meskipun begitu, keracunan akut yang disebabkan oleh biji apel yang tak sengaja tertelan adalah kasus yang jarang terjadi.

Amygdalin ini tidak hanya terdapat pada apel, tetapi Anda juga bisa menemukannya pada biji aprikot, biji buah persik, plum, dan almond.

Lalu apakah itu amygdalin?

Amygdalin adalah racun glikosida yang dapat memproduksi hidrogen sianida, jika dikombinasikan dengan enzim gastrointestinal atau pencernaan. Namun jika dibandingkan apel, biji buah yang memiliki zat amygdalin yang lebih besar adalah aprikot dan persik.

Perlu Anda ketahui bahwa buah atau biji yang mengandung amygdalin dapat diproses untuk dihilangkan zat beracunnya. Contohnya, racun yang terdapat pada almond dapat diproses sedemikian rupa, baik dihilangkan zat beracunnya, atau pun diubah menjadi zat yang berbahaya sekalian.

Pertanyaannya, apakah tidak sengaja memakan biji apel dapat menyebabkan keracunan sianida?

Faktanya zat amygdalin yang terkandung pada biji apel hanya sedikit. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi sianida, Anda harus mengunyah biji tersebut.

Jika biji ini terkunyah hanya sedikit, tentunya tidak masalah. Jumlah kecil tersebut dapat didetoksifikasi oleh enzim yang ada di dalam tubuh Anda. Dalam jumlah kecil, tubuh mengubah sianida menjadi tiosianat, yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan oleh urin.

Selain itu, ternyata jumlah yang sedikit ini justru bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah, jika dikombinasikan dengan zat kimia lain yang dapat membentuk vitamin B12.

Tetapi, pendapat berbeda diungkapkan Agency for Toxic Substances & Disease Registry, yang dikutip situs Healthline, menurutnya jumlah yang minim pun tetap berbahaya. Terkontaminasi sianida dapat menyebabkan kerusakan jantung, dan otak, bahkan koma, dan kematian.

Apalagi jika Anda memakannya dalam jumlah besar, tentunya akan berbahaya. Sianida dalam jumlah besar dapat mengikat fungsi sel-sel darah yang membawa oksigen, karena zat ini mampu masuk dengan cepat ke dalam aliran darah.

Akibatnya dalam sekejap, sel akan kekurangan oksigen dan tentunya sel menjadi mati. Racun sianida akan menyerang jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat.

Lalu, berapa jumlah biji apel yang bisa menghasilkan sianida?

Jika 200 biji apel digiling, barulah akan menghasilkan siandia yang dapat berakibat fatal bagi tubuh manusia.

Jumlah pasti biji apel bisa merancuni seseorang, tergantung pada berat badannya. Lebih tepatnya, 0,5 mg sampai 3,5 mg sianida per kilogram tubuh manusia bisa beracun. Hal tersebut juga tergantung pada toleransi individu dan jenis apel yang dikonsumsi.

Perlu diketahui bahwa, 1 gram biji apel yang ditumbuk halus atau dikunyah mengandung 0,06-0,24 mg sianida.

Apa saja gejala keracunan sianida?

Ada beberapa dampak kesehatan akibat keracunan sianida atau kebanyakan asupan sianida, tanda ini dapat terjadi dalam beberapa detik hingga menit.

Beberapa tanda tersebut adalah merasa lemah dan bingung, Sakit kepala, mual, sakit pada perut, kesulitan untuk bernapas, kejang, gagal jantung, dan gemetar.

Bagaimana cara mengatasi keracunan sianida?

Keracunan sianida dapat diobati dengan tenaga medis professional. Biasanya pasien diberikan oksigen. Menghirup udara segar bisa menjadi salah satu langkah mengatasinya. Natrium nitrit dan natrium tiosulfat biasanya digunakan untuk menghentikan efek dari keracunan.Gejala serius membutuhkan pertolongan medis dengan segera, sebab pasien dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. (dbs)

Rizkia Sasi Utami

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.