Yogyakarta - Di tengah pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga mengantisipasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Apalagi saat ini tercatat Kota Yogyakarta berada diurutan keempat kasus DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengungkapkan penurunan tersebut terlihat dari perbandingan angkat tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, angka penderita DBD di wilayah kota Yogyakarta sebanyak 478 orang. Sedangkan, untuk tahun 2020 ini, jumlah penderita DBD sebanyak 239 orang.
Memang Covid-19 menjadi sorotan saat ini, tapi jangan melupakan kasus Demam Berdarah Dengue yang juga sama membahayakan.
"Kasus DBD tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2020 berada di angka 239 per 12 Juni. Berbeda dari tahun sebelumnya yang menempati urutan satu atau dua untuk kasus DBD di DIY. Tahun ini Kota Yogyakarta menempati urutan keempat terbanyak dari lima Kabupaten," ujar Endang saat dihubungi wartawan. Minggu, 28 Juni 2020.
Meski menurun, Endang meminta kepada masyarakat khususnya di kota Yogyakarta agar tetap menjaga kebersihan di tempat tinggalnya. Apalagi saat ini dibarengi pandemi virus corona atau Covid-19.
"Memang Covid-19 menjadi sorotan saat ini, tapi jangan melupakan kasus Demam Berdarah Dengue yang juga sama membahayakan. Oleh karena itu paling efektif untuk mencegah DPD melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala," ujarnya.
Disinggung soal infeksi ganda DBD dan Covid-19, Endang mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penularan DBD di samping protokol Covid-19. Pihanya juga gencar melakukan sosialisasi atau imbauan melalui Bidang promosi kesehatan tentang bahaya DBD di kota Yogyakarta.
"Mobil keliling milik bidang promkes juga terus kami operasikan ke tiap-tiap kelurahan untuk melakukan imbauan," ujarnya.
Endang menambahkan, pihaknya telah mengurangi pnyemprotan atau fogging ke tiap rumah warga. Menurutnya fogging dilakukan sebagai langkah terakhir ketika PSN yang dilakukan masyakarat tidak optimal.
"Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi begitu jentiknya tidak kena ya bakal jadi nyamuk dewasa lagi. Fogging juga tidak baik jika dilakukan secara terus menerus," ucapnya. []