Warga Lebak Diminta Waspadai Ular Tanah

Warga Kabupaten Lebak, Banten, diminta mewaspadai bahaya gigitan ular berbisa, terutama ular tanah (Ankistrodon rhodostoma) yang sangat mematikan itu.
Ular Tanah (Ankistrodon rhodostoma)

Lebak, (Tagar/31/1) - Warga Kabupaten Lebak, Banten, diminta pada musim hujan mewaspadai bahaya gigitan ular berbisa, terutama ular tanah (Ankistrodon rhodostoma) yang sangat mematikan itu.

"Kami minta warga yang hendak berkebun agar waspada terhadap gigitan ular berbisa itu," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rachmatullah di Lebak, Selasa (31/1).

Populasi ular berbisa di Kabupaten Lebak hampir tersebar di 28 kecamatan dan jumlah korban gigitan antara 200 sampai 350 per tahunnya.

Namun, saat ini korban gigitan ular berbisa dapat ditangani dengan baik dan tidak ditemukan korban jiwa karena persedian obat Anti Bisa Ular (ABU) melimpah di 42 Puskesmas.

Saat ini, ular berbisa itu kebanyakan jenis ular tanah dan cobra sehingga bisa mematikan jika mengalami keterlambatan mendapat pertolongan medis.

Bahkan, saat musim hujan seperti sekarang itu banyak ditemukan di permukiman juga berkeliaran di jalan-jalan lingkungan.

Selama tibanya musim penghujan itu di lokasi habitat ular berbisa mengalami suhu panas, sehingga berkeliaran mencari tempat-tempat yang dingin.

Dengan demikian, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan ular tanah mapun cobra yang bisa mematikan itu.

Apabila ada warga menjadi korban gigitan ular tanah, katanya, maka harus segera dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan medis.

"Semua korban gigitan ular berbisa bisa ditangani petugas medis Puskesmas karena stok ABU mencukupinya," katanya menjelaskan.

Menurut dokter, saat ini warga yang menjadi korban gigitan ular berbisa bisa diselamatkan jiwanya jika cepat ditangani medis.

Sebab saat ini sudah terpenuhi obat-obatan anti serum tersebut.

Selama ini, populasi ular berbisa di Lebak masih banyak karena habitatnya di hutan-hutan belukar juga di halaman rumah.

Ia menginstruksikan petugas medis di Puskesmas agar mewaspadai gigitan ular berbisa.

Pengalaman tahun-tahun lalu gigitan ular berbisa muncul pada musim hujan karena binatang melata itu keluar dari lubang untuk mencari perlindungan.

"Kami yakin dengan kewaspadaan, ini tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Ia mengajak masyarakat yang hendak bekerja di kebun atau ladang dapat meningkatkan waspada ancaman gigitan ular berbisa itu.

Selain itu juga jika digigit ular sebaiknya tidak pergi ke dukun, namun segera dilarikan ke Puskesmas dan Rumah Sakit.

Selama ini, kasus gigitan ular di Lebak masih menjadi ancaman warga, terutama yang pergi ke hutan maupun ladang.

"Kami beharap warga dapat melindungi gigitan ular berbisa itu dengan sepatu bot," ujarnya.

Kepala Puskesmas Cipanas Kabupaten Lebak Supriatna mengatakan saat ini korban gigitan ular berbisa di wilayahnya cukup tinggi hingga mencapai 60 kasus.

Sebagian besar warga korban ular berbisa itu digigit setelah membersihkan semak belukar di ladang-ladang yang menjadikan sumber penghasilan ekonomi warga.

"Kami minta jika warga pergi ke ladang sebaiknya waspada untuk menghindari gigitan ular berbisa itu," katanya. (fet/ant)

Berita terkait