TAGAR.id, Paris, Prancis - Ribuan orang Kurdi dari seluruh Prancis dan Eropa berpawai melalui jalan-jalan di Kota Paris pada hari Sabtu, 7 Januari 2023, untuk menunjukkan kemarahan mereka atas kasus pembunuhan yang belum tuntas.
Pembunuhan itu terjadi terhadap tiga aktivis perempuan Kurdi di Ibu Kota Prancis pada 10 tahun yang lalu.
Para peserta aksi juga berkabung atas tiga orang yang terbunuh di luar sebuah pusat budaya Kurdi di Paris dua minggu lalu. Jaksa menyebutnya sebagai serangan rasis.
Para aktivis Kurdi dari Jerman, Belanda, Swiss, dan Belgia tiba dengan bus-bus, dikawal oleh polisi, dan bergabung dengan sesama warga Kurdi dari Prancis dalam aksi damai di Paris timur laut. Demonstrasi itu bertepatan dengan peringatan 10 tahun pembunuhan Sakine Cansiz, Fidan Dogan dan Leyla Saylemez pada 9 Januari 2013.
Cansiz adalah pendiri Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK, yang oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa dianggap sebagai kelompok teroris.
Para aktivis Kurdi menduga dinas intelijen Turki terlibat dalam pembunuhan itu. Tersangka penyerang, seorang warga negara Turki, meninggal dalam tahanan Prancis sebelum kasus tersebut disidangkan.
Para pejabat Turki mengatakan pada saat itu bahwa pembunuhan itu mungkin merupakan bagian dari perseteruan internal di antara para aktivis Kurdi atau upaya untuk menggagalkan pembicaraan damai.
PKK telah mengobarkan pemberontakan separatis terhadap Turki sejak 1984. Tentara Turki telah memerangi militan Kurdi yang berafiliasi dengan PKK di Turki tenggara serta di Irak utara, dan baru-baru ini melancarkan serangkaian serangan terhadap target militan Kurdi di Suriah utara. (vm/ft)/Associated Press/voaindonesia.com. []