Video: Luhut Pandjaitan Minta SBY Duduk Manis Seperti BJ Habibie
Editor

Halo Tagarians, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi bintang tamu dalam acara televisi Kick Andy Double Check, Minggu, 25 Juli 2021. Host Andy F. Noya menyinggung pesan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY beberapa tahun lalu kepada Luhut, agar Luhut jangan main ancam-mengancam. Andy bertanya apakah Luhut memang temperamental.

Luhut mengatakan ia tidak temperamental, memang gayanya orang Batak begitu. Luhut kemudian berpesan kepada SBY agar duduk manis sebagai mantan presiden seperti dilakukan mantan presiden BJ Habibie, tidak merasa lebih hebat di depan pemerintahan yang sedang berjalan.

Luhut mengaku tidak terganggu dengan anggapan SBY soal ancam-mengancam itu. "Enggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja bapak A, bapak B itu lebih pintar, tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah."

Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis sekaligus Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Rabu, 28 Juli 2021, mengatakan, "Presiden ke-6 RI, Bapak SBY, mendoakan pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Doa ini beliau sampaikan juga di Twitter pribadi beliau, agar semakin banyak yang ikut mendoakan pemerintah dan masyarakat Indonesia."

Doa SBY itu adalah bentuk reaksi terhadap pernyataan Luhut Pandjaitan. Doa SBY di akun Twitter @SBYudhoyono berbunyi: "Tuhan, seraya gigih berikhtiar, kami tetap memohon kemurahan hati-Mu. Selamatkan negeri kami dan kami semua. Bimbinglah pemerintah kami dan juga kami masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Amin. SBY."

Herzaky mengatakan Luhut Pandjaitan membahas pendapat lama SBY pada tahun 2018, dan membandingkannya dengan Presiden ke-3 Republik Indonesia Prof BJ Habibie.

Pernyataan Luhut yang ramai dibahas akhir-akhir ini, kata Herzaky, sebenarnya pernyataan lama. "Konteks Bapak SBY berbicara itu pada Maret tahun 2018. Sedangkan sekarang sudah tahun pertengahan tahun 2021, baiknya tidak perlu reaktif menanggapi pernyataan Bapak SBY pada tahun 2018."

Karena itu, kata Zaky, "Kami kaget kenapa dibahas lagi seolah-olah bicara sekarang. Jadi tidak nyambung sebenarnya kalau mendadak ada yang masih membahas statemen Bapak SBY di tahun 2018, apalagi merasa tersinggung."

Kalau memang publik merasa ucapan SBY masih relevan sampai sekarang, kata Zaky, silakan saja. Itu hak publik. "Hanya, Bapak SBY tidak mengeluarkan statemen itu akhir-akhir ini. Adanya pada Maret 2018. Jadi, kami tidak perlu menanggapi balik kalau ada pejabat pemerintah yang terkesan reaktif merespons statemen lama Bapak SBY itu."

"Lebih baik kita fokus saja bantu dan perjuangkan nasib rakyat yang sedang susah karena pandemi Covid-19 saat ini," kata Zaky pula.

Bagaimana sebenarnya etika seorang mantan presiden kepada presiden yang sedang berkuasa, dan bagaimana karakter semua mantan Presiden Indonesia: Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, sikap mereka ketika sudah menjadi mantan kepada penerusnya, ikuti diskusi Host Tagar TV Cory Olivia dengan Pakar Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Wasisto Raharjo Jati.