Vaksin Virus Corona Sel Janin Aborsi Secara Moral Diterima

Vatikan sebut vaksin virus corona (Covid-19) secara moral dapat diterima, meski dibuat dari jaringan sel janin hasil aborsi
Ilustrasi (Foto: aa.com.tr).

Vatikan – Ototiras Vatikan mengatakan bahwa penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) yang dikembangkan dengan memakai jaringan sel dari janin hasil diaborsi "secara moral dapat diterima".

Dalam pernyataannya pada Senin, 21 Desember 2929, Kongregasi Doktrin Iman Vatikan menyebut jika tidak ada alternatif lain, vaksin semacam itu "dapat digunakan dengan hati nurani yang baik".

Dalam beberapa bulan terakhir, Kongregasi telah menerima beberapa permintaan panduan terkait penggunaan vaksin untuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, yang dalam proses penelitian dan produksi menggunakan lini sel yang diambil dari jaringan yang diperoleh dari janin hasil aborsi yang terjadi puluhan tahun lalu.

Namun Vatikan menegaskan diperbolehkannya penggunaan vaksin yang dikembangkan dari jaringan sel janin yang diaborsi tidak serta merta melegitimasi praktik aborsi.

"Semua vaksinasi yang diakui aman dan efektif secara klinis dapat digunakan dengan hati nurani yang baik," tulis Kongregasi Doktrin Iman Vatikan dalam sebuah pernyataan.

"Namun, harus ditekankan bahwa penggunaan yang sah secara moral dari jenis vaksin ini, dalam kondisi tertentu yang membuatnya demikian, tidak dengan sendirinya merupakan legitimasi, bahkan tidak langsung, dari praktik aborsi, dan dengan sendirinya dianggap bertentangan dengan praktik ini oleh mereka yang menggunakan vaksin ini," tulis pernyataan itu.

Vatikan pula menegaskan pernyataan itu hanya untuk mempertimbangkan aspek moral dari penggunaan vaksin untuk Covid-19 yang telah dikembangkan dari lini sel yang berasal dari jaringan yang diperoleh dari dua janin yang diaborsi namun tidak secara spontan.

Pernyataan yang telah mendapat persetujuan dari Paus Fransiskus, juga mengatakan ada "keharusan moral" untuk memastikan bahwa negara-negara yang lebih miskin menerima akses ke vaksin yang efektif.

Pro dan kontra terkait virus corona telah memecah belah tokoh gereja. Namun, Konferensi Uskup Katolik AS menyetujui penggunaan vaksin.

"Mengingat urgensi krisis ini, kurangnya vaksin alternatif yang tersedia, dan fakta bahwa hubungan antara aborsi yang terjadi puluhan tahun lalu, inokulasi dengan vaksin Covid-19 baru dalam keadaan dapat dibenarkan secara moral," kata sebuah dokumen yang diterbitkan oleh dua anggota kelompok itu.

Dikatakan bahwa inokulasi yang diproduksi oleh perusahaan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, yang keduanya menggunakan lini sel yang berasal dari janin yang diaborsi untuk menguji vaksin mereka, lebih dipilih daripada vaksin Oxford/AstraZeneca, yang menggunakan sel tersebut dalam tahapan desain, pengembangan, produksi dan pengujian.

Namun, jika tidak ada pilihan yang tersedia, "diperbolehkan untuk menerima vaksin AstraZeneca", kata dokumen itu.

Beberapa negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi memiliki populasi Katolik yang signifikan, termasuk Brasil, Meksiko, Italia, dan Spanyol.

Berita tentang keputusan Vatikan tentang masalah ini muncul ketika kantor berita AFP melaporkan bahwa dua kardinal yang dekat dengan Paus Fransiskus dinyatakan positif terpapar virus corona (bbc.com/indonesia). []

Berita terkait
Vaksinasi di Arab Saudi Saat Sertifikat Halal Dipertanyakan
Ketika banyak negara pertanyakan status halal vaksin virus corona, Arab Saudi sudah mulai vaksinasi warganya tanpa menyoal status halal vaksin
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.