Unik! 29 Inspirasi Motif Batik Tancep Gunungkidul dengan Pewarna Alami

Pewarna alam untuk batik di antaranya dari daun pohon mahoni, biji dari jalawe, akar buah mengkudu, akar akasia, tunjung, daun tom.
Ragam Motif Batik Tancep, Gunungkidul, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Gunungkidul, (Tagar 19/4/2018) - Batik khas Desa Tancep Gunungkidul adalah perpaduan motif dan pewarnaan dengan bahan alami, yaitu dari daun pohon mahoni, biji dari jalawe, akar buah mengkudu, akar akasia, tunjung, daun tom dan berbagai jenis tumbuhan alam lainnya.

Proses pembuatan batik tancep mempertahankan cara tradisional, secara manual ditulis tangan membentuk motif yang menggambarkan karakter masyarakat dan alam sekitar.  

Ciri khas utama batik tancep yaitu berwarna biru keungu-ungan, hijau, dan coklat. Meski memiliki motif dan warna berlainan dengan batik Jogja dan batik Solo, dalam praktiknya batik tancep tetap terpengaruh warna keduanya karena posisi geografi berada di antara Jogja dan Solo.

Ada 12 motif klasik batik tulis tancep, di antaranya babon angrem, bokor mas, gajah birowo, sekar jagad, ganggeng, galaran prahu, sekar kanthil, candi, wahyu tumurun. 

Batik Tancep Motif Babon Angrem(Batik Tancep Motif Babon Angrem, Kabupaten Gunungkidul, Jawa Tengah)

Menentukan ciri khas batik suatu daerah tidak cukup hanya melihat dari segi motif dan polanya saja, namun harus dilihat secara keseluruhan yakni motif dan warnanya.

Zat warna alami adalah agensia pewarna berasal dari tanaman, diektraksi melalui fermentasi, pendidihan atau perlakuan kimiawi dan substansi kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman. 

Kalau diperhatikan ada juga warna-warna yang akan dimunculkan sesuai dengan warna tumbuhan, seperti buah kasumba berwarna merah untuk pewarnaan merah. Tetapi tidak sedikit pula warna yang dimunculkan
tidak sama dengan warna tumbuhan seperti indigo memunculkan warna biru.

Balai besar penelitian dan pengembangan industri kerajinan dan batik Yogyakarta menyebutkan bahwa terdapat 150 jenis tanaman di
tanah air yang dapat dipakai sebagai warna batik.

Batik Tancep Motif Buah NagaBatik Tancep Motif Buah Naga, Kabupaten Gunungkidul, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Tanaman tersebut menghasilkan beribu-ribu jenis warna, seperti warna biru dari tumbuhan nila, merah dari pace atau morinda, coklat dari tiga jenis tumbuhan yaitu tingi atau ceriops condolleana, warna merah juga didapat dari buah kasumba.

Ada 32 jenis tanaman penghasil pewarna alam yang belum dikembangkan dalam pemanfaatannya dalam mewarna kerajinan.

Zat warna alami diperoleh dari bagian tumbuhan seperti akar, batang
(kayu), kulit (basi), daun, bunga, getah buang (lacdye).

Peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta, I Ketut Sunarya membuat pengembangan motif dan warna batik berbasis warna alam khas Desa Tancep, Gunung Kidul.

Penelitian tersebut menghasilkan 29 motif, yaitu:

1.Daun singkong dan udang dalam konsep ngundang udan (memanggil hujan) agar tumbuhan Gunungkidul hijau royo-royo. Batik mempunyai makna kemakmuran masyarakat Gunungkidul.

2.Udang melambangkan air yang berlimpah.

3.Gatot, tiwul, dan daun singkong, terselip juga lampu kereta. Pola yang melambangkan kesuburan dan suasana cerah Gunungkidul.

4.Jejeran perahu Pantai Baron melambangkan kehidupan seiring dan berirama.

Jejeran Perahu Pantai Baron(Batik Tancep Motif Jejeran Perahu Pantai Baron)

Jejeran Perahu Pantai Baron(Jejeran perahu di Pantai Baron menginspirasi batik tancep bermotif Jejeran Perahu Pantai Boron)

5.Tugu Gunungkidul dan payung keraton melambangkan kekuatan, aman, nyaman, dan terayomi.

6.Daun singkong dan canting melambangkan lestarinya budaya batik Gunungkidul.

7.Kerang, bintang laut, kacang, dan daun jati lambang kesuburan Gunungkidul.

8.Kerang laut selatan Gunungkidul lambang sumber kehidupan Pantai Selatan.

9.Karang dan rumput laut melambangkan kekuatan dan kesuburan.

10.Kepiting (yuyu) gua bribin bersembunyi di balik bunga, lambang kebijakan yang bersahaja.

11.Kupu-kupu dan bunga melambangkan Gunungkidul yang cerah.

12.Tumbuhan bambu, sapu, dan roda, lambang menjaga dan mengingat selalu kebersihan jasmani, rohani serta lingkungan dalam perputaran roda kehidupan Gunungkidul.

13.Petak kebun Gunungkidul melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. 

14.Rumput laut dan kereta keraton lambang kesetiaan pemerintahan Gunungkidul terhadap Keraton Yogyakarta.

15.Cemplang atau capung Gunungkidul lambang kegembiraan.

16.Kupu-kupu setelah entung jati menetas, lambang kehidupan baru di Gunungkidul.

17.Deburan ombak melambangkan gerakan abadi.

18.Gua dengan stalatitnya melambangkan pintu kehidupan.

19.Angkringan melambangkan kebersamaan.

20.Petak-petak Gunungkidul lambang kedamaian.

21.Karang dan belalang lambang kerja keras, kebersamaan, dan kewaspadaan.

22.Gua rancang kencana melambangkan sumber kehidupan baru.

23.Lereng dan entung melambangkan kehidupan baru.

24.Keong lambang kehatihatian.

25.Hamparan Pantai Krakal dan pohon pandan melambangkan keleluasaan.

26.Ombak Pantai Baron melambangkan pergerakan abadi.

27.Bunga dan daun jati melambangkan keteguhan hati.

28.Rinding melambangkan suara yang merdu.

29.Kolam Pantai Krakal melambangkan kedamaian. (af)

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"